TRIBUNNEWS.COM-Unit pertahanan sipil di Gaza yang tengah dilanda perang sedang berjuang untuk mengambil lebih dari 10.000 jenazah warga Palestina.
Para korban tersebut diyakini terkubur di bawah reruntuhan ratusan rumah yang hancur akibat tembakan Israel hampir tujuh bulan lamanya.
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 34.500 orang telah tewas dalam perang Israel di Jalur pantai.
Agresi dan perlawanan terjadi ketika kelompok militan Hamas dan faksi lainnya menyerang Israel.
Saat itu menewaskan sekitar 1.200 orang. Ribuan orang hilang lainnya juga diperkirakan tewas.
“Kami memperkirakan ada lebih dari 10.000 orang hilang yang masih berada di bawah reruntuhan ratusan bangunan yang hancur sejak dimulainya agresi,” jelas Mahmoud Bassal, juru bicara pertahanan sipil di Jalur Gaza utara , dikutip dari The National News, Kamis (2/5/2024).
“Meskipun kami berjuang dengan kekurangan peralatan, kendaraan, dan mesin yang diperlukan untuk mencari orang hilang, pertahanan sipil terus memenuhi tugas kemanusiaannya terhadap rakyat Gaza,” tambahnya.
Bassal menuduh pasukan Israel sejak awal perang menghancurkan alat-alat berat dan ekskavator, yang menyebabkan “ribuan nyawa hilang” karena orang-orang tidak dapat dijangkau dan diselamatkan dari bawah tumpukan puing-puing.
Dalam beberapa minggu terakhir, ketika intensitas perang menurun, timnya telah menerima banyak permintaan bantuan dari keluarga dan sukarelawan untuk mengambil jenazah dari bangunan tempat tinggal yang hancur beberapa bulan lalu.
“Beberapa hari yang lalu, kami memulai tugas ini di wilayah utara Gaza dengan dukungan warga setempat dan tim sukarelawan menggunakan peralatan manual sederhana,” jelas Bassal.
“Meskipun terjadi penurunan jumlah tenaga kerja, kelangkaan sumber daya, dan tidak adanya alat berat yang diperlukan untuk tujuan ini, kami berhasil menemukan beberapa jenazah martir, yang telah membusuk sepenuhnya.”

Butuh 2-3 Tahun
Namun, Bassal memperingatkan tanpa mesin penggalian modern dan menggunakan metode primitif, pencarian dan evakuasi jenazah diprediksi memakan waktu dua hingga tiga tahun.
Hal itu berpotensi mengakibatkan bencana kesehatan dan kemanusiaan bagi masyarakat.

Mohammed Abu Obaid meminta unit pertahanan sipil untuk membantu mengambil jenazah kerabatnya yang tertinggal di bawah reruntuhan rumah mereka beberapa minggu setelah serangan terjadi, di kota Gaza utara.

By admin