Sorong (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) berkomitmen memperkuat ketahanan pangan sebagai upaya menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus langkah konkret untuk meminimalisasiketergantungan pasokan pangan dari wilayah lain.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi Papua Barat Daya Absalom Salossa di Sorong, Selasa, menjelaskan langkah konkret yang sedang dibangun pemerintah guna mencapai penyediaan stok pangan di provinsi ke-38 ini dengan menggerakkan petani, termasuk petani milenial untuk memanfaatkan potensi lahan guna menjawab kebutuhan pasokan pangan yang memadai.
"Selamaini kita sangat bergantung dari daerah lain," kata Absalom Salossa.
Kondisi kekurangan ini, kata dia, terasa sekali ketika bertepatan dengan momentum hari raya besar keagamaan, penyediaan pasokan pangan minim, sehingga sebagian pangan didatangkan dari daerah lain.
"Hampir 80 sampai 90 persen kita bergantungdari daerah lain," sebut Absalom Salossa.
Dampak dari kekurangan stok pangan, kata dia, sangat mempengaruhi harga, kemudian mengarah kepada kondisi inflasi semakin meningkat.
Kehadiran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi pada beberapa waktu lalu, diharapkan memberikan stimulus dan treatmen kepada Pemprov PBDdan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) rumpun pertanian di enam kabupaten/kota supaya menggerakkan dan melalukan pendampingan kepada para petani agar mampu memproduksi pangan, sehingga bisa menjawab ketersediaan stok pangan di sepanjang bulan hingga tahun.
Pada kondisi kekurangan stok pangan, pemerintah provinsi terus melakukan upaya konkret dengan mendatangi sejumlah gudang distributor di kabupaten dan kota supaya tidak terjadi spekulasi harga pada situasi kekurangan stok pangan.
"Kita melakukan monitoring ke distributor supaya tidak menaikkan harga, karena di saat stok berkurang, kebutuhan meningkat, ada potensi harga naik," ujarnya.
Komoditasyang sering didatangkan dari luar, sebut dia, terdiri atasbawang, cabaimerah dan rawit, sayur kol, daging ayam dan sapi."Ini sering menjadi penyumbang inflasi di Papua Barat Daya," katanya.
Sesuai hasil inspeksi, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, di antaranya bawang merah dan putih, daging sapi dan dagingayam.
"Kita berharap dengan upaya dan langkah konkret yang kita lakukan bisa menjawab ketersediaan stok pangan di provinsi ini, tidak bergantung dengan wilayah lain," ucapnya.