Puluhan pengungsi berlindung di kebun binatang swasta di Gaza selatan.
Mereka berkemah di antara kandang di mana monyet dan singa yang kelaparan sangat membutuhkan makanan.
Di kebun binatang di Rafah yang dioperasikan oleh keluarga Gomaa, tenda plastik dipasang di dekat kandang hewan.
“Ada banyak keluarga yang benar-benar musnah.\”
\”Sekarang seluruh keluarga kami tinggal di kebun binatang ini,” ujar Adel Gomaa, yang meninggalkan Kota Gaza di utara menuju Rafah di selatan wilayah Palestina, dilansir Al Jazeera, Selasa (2/1/2024).
“Hidup di antara hewan lebih penuh belas kasihan dibandingkan dengan apa yang kita dapatkan dari pesawat tempur di angkasa,” lanjut Gomaa.Pemilik kebun binatang, Ahmed Gomaa menyampaikan, empat ekor kera telah mati dan seperlima dalam kondisi sangat lemah sehingga tidak dapat makan sendiri ketika makanan tersedia.
Ia juga mengkhawatirkan kedua anak singa miliknya.
“Kami memberi mereka makan roti kering yang direndam dalam air agar mereka tetap hidup. Situasinya sungguh tragis,\” ungkapnya.
Dikutip dari The Financial Express, di kebun binatang, singa betina dan anak-anaknya berbaring lesu di kandangnya, sementara anak-anak bermain di dekatnya.
Sofian Abdeen, dokter hewan yang bekerja di kebun binatang mengatakan, hewan-hewan sekarat dan jatuh sakit setiap hari.
\”Kasus kelaparan, kelemahan, anemia.\”
\”Masalah-masalah ini tersebar luas. Tidak ada makanan,\” katanya, Senin (1/1/2024).Ilustrasi – Kerusakan di kamp pengungsi al-Maghazi pada 25 Desember 2023 akibat serangan Israel di Jalur Gaza. (Mahmud HAMS / AFP)
Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.