Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kasus Covid-19 di Singapura kembali meningkat.
Kondisi ini turut direspons oleh pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis Penyakit Dalam Prof Zubairi Djoerban.

Diketahui, menteri kesehatan Singapura, Ong Ye Kung baru-baru ini mengumumkan adanya gelombang baru Covid-19 di negaranya dalam dua minggu terakhir.

Diprediksi gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam 2-4 minggu ke depan.
Artinya di antara pertengahan dan akhir Juni ini.

Prof Zubairi pun menngungkap fakta yang terjadi Singapura saat ini.
Menurutnya, pemerintah Singapura sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur rumah sakit, lantaran ada individu yang paling berisiko terkena penyakit parah, seperti mereka yang berusia 60 ke atas, rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia.
Nantinya, mereka yang paling berisiko ini akan menerima dosis vaksin Covid-19 tambahan jika mereka belum melakukannya pada 12 bulan terakhir.
Adapun perkiraan jumlah kasus pada 5-11 Mei naik menjadi 25.900 kasus, sedangkan pekan sebelumnya 13.700 kasus. Rawat inap juga meningkat dari 181 ke 250.
\”Singapura sendiri tidak ada rencana adanya pembatasan sosial karena Covid-19 dianggap sebagai penyakit endemik di Singapura,\” kata dia mengutip akun X, Senin (20/5/2024).

Di negeri singa itu, Covid-19 adalah sesuatu yang harus mereka jalani. Setiap tahun diperkirakan akan mengalami satu atau dua gelombang.
\”Singapura memang berisiko untuk kena gelombang Covid-19 lebih awal karena negara tersebut adalah pusat transportasi dan komunikasi,\” urai Prof Zubairi.
Ia pun mengingatkan, tetap berhati-hati saat ke Singapura. Terapkan protokol kesehatan dengan semestinya.

By admin