Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sudah dan akan di pekerjakan hampir 60 ribu orangKendari, Sultra (ANTARA) – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara menyebutkan sebanyak 10 proyek strategis nasional (PSN) telah mendapat dukungan pemerintah pusat untuk berinvestasi di Sultra pada 2024 dengan total nilai Rp45,49 triliun.
Kepala DPM PTSPSulawesi TenggaraParindringi di Kendari, Sultra, Senin, mengatakan ke-10 PSN itu semuanya bergerak di sektor pertambangan.
"Investornya, ada dari penanaman modal asing (PMA) dan juga penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sudah dan akan di pekerjakanhampir 60 ribu orang," katanya.
Parindringi, yang juga mantan Pj Bupati Kolaka Utara itu, menyebutkan ke-10 investor itu yakni PT Virtun Dragon Nickel Industri Park (VDNI) dengan rencana investasi sebesar Rp854,713 miliar di Kabupaten Konawe; PT Obsidian Stainles Steel (OSS) rencana investasi Rp8,399 triliun; dan PT Kendari Kawasan Industri Terpadu senilai Rp12,301 miliar di Kota Kendari.
Kemudian, PT Indonesia Konawe Industri Park dengan investasi Rp371,143 miliar di Kabupaten Konawe; PT Nusantara Industri Sejahtera senilai Rp210 miliar di Konawe Utara; PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) senilai Rp28,391 triliun di Kabupaten Kolaka; dan PT Indonesia Pomalaa Industri Park senilai Rp181,580 miliar di Pomalaa, Kolaka.
Selanjutnya, PTVale Indonesia TBK dengan nilai investasi Rp5,66triliun di Pomalaa, Kolaka; PT Macika Mineral Industri senilai Rp128,02 miliar di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel); dan PT Artha Mining Industri senilai Rp1,280 triliun di Kabupaten Bombana.
"Dari 10 PSN tersebut, dua perusahaan sudah tahap produksi beberapa tahun lalu yakni PT VDNI dan PT OSS, lima perusahaan tahap konstruksi dan telah beraktivitas dan dua perusahaan lainnya juga tahap konstruksi, namun belum ada aktivitas," ujarnya.
Menurut Parinringi, yang didampingi Kabid Pengendalian Pelaksanaan Modal dan Informasi Rasiun, mengatakan kebijakan yang dilakukan Pemprov Sultra dalam menjamin iklim investasi di Bumi Anoa di antaranya pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung seperti akses jalan dan pelabuhan maupun bandar udara.
Di sisi lain, katanya, dengan hadirnya investor di daerah akan memberi dampak dalam penyerapan tenaga kerja lokal yang hingga saat ini masih mencapai puluhan ribu orang yang belum bekerja.