Wali Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Hevearita Gunaryanti Rahayu atau biasa disapa Mbak Ita meminta warga memanfaatkan dan merawat Rumah Apung Tambaklorok dengan baik. Tujuannya agar bangunan tersebut tetap terjaga.
Demikian disampaikan Mbak Ita seusai menerima penyerahan secara simbolis aset Rumah Apung Tambaklorok dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), Selasa (28/5).
Adapun penyerahan aset tersebut dilakukan oleh Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur Kementerian PUPR, Panji Krisna Wardana.
Dalam kesempatan ini, Mbak Ita menjelaskan, Rumah Apung Tambaklorok telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016. Hanya saja terkait perawatan dan maintenance masih di bawah kewenangan Kementerian PUPR.
Selanjutnya, setelah asetnya diserahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Rumah Apung ini sudah menjadi kewenangan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Selanjutnya, Mbak Ita pun meminta dilakukan penataan dan penambahan fasilitas di Rumah Apung Tambaklorok. Termasuk upaya digitalisasi, seperti pemasangan WiFi dan lainnya.
\”Setelah diserahkan, kini harus dipercantik karena ini masih kosong, hanya ada di atas fasilitas perpustakaan. Sekarang kan sudah zaman digitalisasi, sehingga saya minta pertama ada WiFi, karena di sini paling yang datang anak-anak,\” ujar Ita dikutip Rabu (29/5).
\”Kemudian kedua, juga perpustakaan jangan hanya disediakan buku saja, tapi bisa (pakai prinsip) digitalisasi, pakai Si Booky jadi baca pakai soft file yang ada 3000 judul e-book,\” lanjutnya.
Bukan hanya itu, Mbak Ita juga meminta warga memanfaatkan Rumah Apung ini untuk pertemuan warga seperti arisan, sosialisasi program, atau kegiatan sosial, dan pengajian. Mbak Ita berharap, hal ini bisa membuat menjadi terintegrasi dengan destinasi wisata, bahkan menjadi wisata bahari.
\”Saya minta juga untuk maksimalkan. Saya juga akan melihat untuk perencanaan Bapeda, pasar (di sekitar Rumah Apung) itu dibagusin. Tapi saya cek dulu aset pasarnya apa sudah diserahkan ke Pemkot, karena kalau belum tidak bisa,\” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur Kemenenterian PUPR, Panji Krisna Wardana menerangkan, pembangunan Rumah Apung dari struktur, rangka hingga atap, menelan anggaran sekitar Rp1 miliar. Bangunan ini memang dirancang untuk mengikuti elefasi air dan anti gempa.
\”Kelebihan maintenance sangat murah, selama delapan tahun belum ada indikasi kerusakan apa-apa, walaupun masih uji coba tapi tetap dalam kondisi yang baik,\” tuturnya.
Untuk itu, Panji berharap masyarakat bisa memanfaatkan Rumah Apung Tambaklorok sebaik-baiknya. Dirinya mengakui perawatan Rumah Apung sangat mudah karena memang struktur yang awet dan tahan lama.
\”Perawatan rehab itu biasanya setelah menginjak usai bangunan 22-30 tahun. Tapi secara umum umurnya bisa sampai 50 tahun,\” imbuhnya.

By admin