Kami melihat dari berbagai statistik bisnis maupun finansial bahwa UMKM perempuan di seluruh dunia terbukti lebih baik dalam mengelola fasilitas pembayaran dan kreditJakarta (ANTARA) – Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menyatakan bahwa pelaku usaha perempuan dalam sektor UMKM memiliki tingkat pembayaran pinjaman yang lebih baik dibandingkan pelaku usaha laki-laki, sehingga risiko kreditnya juga lebih baik.
“Kami melihat dari berbagai statistik bisnis maupun finansial bahwa UMKM perempuan di seluruh dunia terbukti lebih baik dalam mengelola fasilitas pembayaran dan kredit,” ujar Andi Taufan Garuda Putra dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan bahwa hal tersebut juga terbukti dari tingkat non-performing loan (NPL) di Amartha yang kini kurang dari 2 persen. Selama 14 tahun, pihaknya telah berfokus terhadap penyaluran pinjaman untuk memberdayakan pelaku usaha perempuan.
Dengan memberikan kredit kepada para perempuan pada sektor perekonomian akar rumput di berbagai wilayah rural di Indonesia, menurutnya, pihaknya dapat membantu meningkatkan produktivitas kelompok tersebut.
“Sebelumnya, para perempuan tersebut hanya bekerja paruh waktu karena finansial yang terbatas, tapi ketika kami memberikan modal kerja, mereka bisa menjadi lebih produktif dan melipatgandakan pendapatan keluarga,” kata Andi.
Untuk mendorong lebih banyak kolaborasi dalam pemberdayaan UMKM perempuan dan mengakselerasi potensi ekonomi akar rumput di Asia, pihaknya pun menyelenggarakan The 2024 Asia Grassroots Forum pada 21-22 Mei lalu dengan melibatkan para pembuat kebijakan dan berbagai institusi global.
“Forum tersebut bertujuan untuk menjadi pendorong kolaborasi, mengumpulkan berbagai ahli di bidang teknologi dan keuangan. Bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh untuk kemajuan ekonomi akar rumput,” tuturnya.
Chief Investment Officer Women’s World Banking Asset Management (WAM) Christina Juhasz mengatakan bahwa pelaku usaha perempuan memiliki risiko kredit yang lebih baik karena mereka terbiasa mengatur pengeluaran rumah tangga sehingga kemampuan manajemen mereka lebih baik daripada laki-laki.
Selain itu, menurut dia, perempuan juga cenderung menghindari risiko dan memiliki penilaian yang lebih baik terhadap potensi risiko sehingga mereka dapat bersikap lebih realistis.
Meskipun begitu, ia menekankan bahwa baik perempuan maupun laki-laki harus sama-sama memiliki risiko kredit yang baik dan dapat melakukan pembayaran pinjaman sesuai dengan aturan.
Christina pun mengapresiasi penyelenggaraan The 2024 Asia Grassroots Forum yang menjembatani berbagai pemangku kepentingan untuk bekerja sama mengembangkan UMKM perempuan.
“Bersama-sama, kita dapat mendiskusikan bagaimana mengembangkan strategi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan khusus yang dihadapi oleh UMKM yang dipimpin oleh perempuan, membuka potensi penuh mereka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.