Tangerang Selatan (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan komitmen mendukung pengembang obat tradisional berbahan alam yang terbukti aman dan berkhasiat secara ilmiah guna mewujudkan kedaulatan kesehatan di Indonesia.
“Saat ini kami sedang melakukan pengembangan fitofarmaka untuk kolesterol,” kata Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Sofa Fajriah di Tangerang Selatan, Banten, Selasa.
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alami yang dengan pembuatan yang sesuaistandardan memenuhi kriteria ilmiah. Fitofarmaka tergolong dalam obat tradisional, sama seperti jamu dan obat herbalsesuai standar.
Keamanan dan khasiat fitofarmaka dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produktelah distandardisasi.
Sofa mengatakan pembuatan obat herbal kolesterol fitofarmaka bekerja sama dengan PT Deltomade yang bergerak dalam industri obat herbal.
Saat ini,fitofarmaka untuk penyakit kolesterol berbahan baku labu siam, daun salam, dan temulawak tersebut sedang memasuki uji fase kedua sebagai tahap akhir sebelum dilepas ke pasar.
"Pengembangan obat herbal harus ke arah fitofarmaka dengan dosis yang tetap agar efektif," kata dia.
Data BRIN menyebutkan jumlah biodiversitas Indonesia yang berhasil diidentifikasi sekitar 30.000 spesies. Sebanyak 2.850 spesies adalah tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan ataupun mencegah penyakit.
Meski kaya bahan baku obat, jumlah obat herbalyang sesuai standar di Indonesia masih tergolong sedikit, yakni 77 produk dan jumlah fitofarmaka 21 produk.
"Kita impor bahan baku obat masih 90 persen. Dengan memanfaatkan bahan alami dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku obat impor," kataSofa.