Surabaya (ANTARA) – Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Endang Maria Sumiwi mengatakan keberadaan puskesmas pembantu (pustu) dengan layanan integrasi layanan primer (ILP) memperkuat sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Kami berkesimpulan kalau sistem kesehatan tidak kuat, maka bagaimana menguatkannya? Caranya dengan layanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat, seperti Pustu ILP," kata diadalam keteranganditerima di Surabaya, Sabtu.

Penguatan layanan kesehatan melalui Pustu ILP sekaligus mengimplementasikan Undang-Undang Kesehatan yang sudah disahkan pada Agustus 2023.

Ia mengatakan standar pustu dengan layanan ILP, yakni pemeriksaan USG(Ultrasonografi), kursi ginekologi untuk pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tekanan darah, dan gigi.

"Di Surabaya ini saya lihat juga sudah lengkap tinggal nanti bertahap untuk alat-alat canggih lainnya," ucap dia.

Ke depan, Kemenkes mendorong setiap pustu dilengkapi kegiatan bagi lansia dan pendampingan pengasuhan kepadaorang dalam gangguan jiwa (ODGJ)

Kemenkes mencatat bahwa Kota Surabaya telah memiliki 153 Pustu ILP yang sudah diresmikan serentakpada Jumat (14/6).

Peresmian ratusan pustuitu menjadi terbanyak dilakukansebab di daerah lain dilaksanakan bertahap.

Kepala Dinas (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan ratusan Pustu ILP beroperasi setiap Senin-Sabtu dengan didukung satu dokter umum, perawat, serta bidan.

"Harapannya tidak hanya orang sakit datang ke Pustu ILP tapi masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, atau konsultasi kehamilan," ucapnya.

Selain itu, pihaknyasudah bekerja sama dengan Kemenkes guna melengkapi fasilitas yang ada di Pustu ILP secara bertahap.

"Kalau fasilitas bertahap ya, karena ini sedang dalam proses pengajuan ke Kemenkes RI, seperti layanan gigi masih ada di beberapa pustu dan nanti akan bertahap," ujarnya.

By admin