Di area perumahan yang tenang di distrik Charlottenburg-Wilmersdorf, Berlin, berdiri kompleks perkantoran luas yang rencananya akan diubah menjadi akomodasi untuk 1.500 pengungsi.
Kantor Negara Bagian Berlin untuk Urusan Pengungsi (LAF) punya rencana ini.
Bangunan itu terletak di Soorstrasse di distrik Westend dengan penduduk sekitar 20.000 orang.
Ini adalah salah satu lingkungan paling makmur di ibu kota, tempat jalan-jalan yang dipenuhi pepohonan, vila-vila mewah, gedung kedutaan, dan blok apartemen yang terawat baik.
\”Saya tidak terlalu mempermasalahkannya,\” kata seorang pria yang sedang berjalan-jalan dengan bayinya ketika ditanya tentang rencana tersebut.
\”Tapi saya pikir akan lebih baik jika tempatnya tersebar dan tidak di satu tempat.\”
Amei von Hülsen-Poensgen, dari aliansi Willkommen im Westend yang mendukung para pengungsi di daerah tersebut, mengatakan bahwa ia \”sepenuhnya memahami\” kekhawatiran penduduk setempat.
\”Menampung 1.500 orang di bekas gedung perkantoran adalah ide yang bodoh, maafkan saya,\” serunya, seraya menambahkan bahwa ia tidak memercayai beberapa operator besar yang dikontrak untuk mengelola fasilitas akomodasi pengungsi.
Lebih dari 30.000 pengungsi di Berlin tinggal di fasilitas akomodasi yang dikelola oleh LAF.
Banyak yang telah disetujui klaim suakanya tetapi harus tetap tinggal di fasilitas yang dikelola negara karena tidak dapat menemukan akomodasi yang terjangkau di pasar real estat Berlin yang sangat kompetitif.
Hal ini khususnya sulit bagi keluarga dengan lebih dari satu anak, karena tidak ada cukup apartemen dengan jumlah kamar yang sesuai.
Perdebatan sengit Jerman tentang hak suaka
Dengan keberhasilan partai sayap kanan Alternative für Deutschland (AfD) memperoleh lebih dari 30% suara dalam pemilihan negara bagian di Sachsen dan Thüringen, imigrasi kembali menjadi isu panas.
Selain itu, sebuah serangan pisau yang menewaskan tiga orang dan melukai delapan lainnya di kota Solingen, pada tanggal 23 Agustus, dan diduga dilakukan oleh seorang warga negara Suriah yang berhasil menghindari deportasi, telah memicu pembicaraan lintas partai tentang isu tersebut.
Pergeseran ke arah kanan dalam isu imigrasi telah menjadi \”perkembangan yang sangat menakutkan\” dalam politik Jerman, kata Nihad El-Kayed, pakar integrasi dan migrasi di Universitas Humboldt Berlin.