Sejak 1992, badan sepak bola dunia FIFA menggunakan sistem peringkat untuk menentukan kekuatan sebuah tim nasional.
Sistem ini tidak hanya menjadi bahan diskusi hangat di kalangan penggemar sepak bola, tetapi juga menjadi cermin prestasi negara-negara di kancah internasional.
Meskipun Piala Dunia yang digelar setiap empat tahun sekali tetap menjadi ajang paling bergengsi dalam menentukan tim \’terbaik\’, tetapi peringkat FIFA memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kekuatan tim-tim nasional.Pilihan RedaksiChristian Adinata: Peluang Sembuh Saya 50-50Kronologi Asnawi dan Dimas Drajad Ribut di Persib vs Port FCGraham Arnold Tinggalkan Australia Usai Dipermalukan Timnas IndonesiaSistem ini juga membantu negara-negara kecil untuk mengukur kemajuan mereka di persepakbolaan dunia, salah satunya Timnas Indonesia.Hingga saat ini, delapan negara telah mencapai posisi puncak ranking FIFA. Mereka adalah Argentina, Prancis, Spanyol, Inggris, Brasil, Belgia, Belanda, dan Portugal. Capaian tersebut menunjukkan dominasi mereka dalam sepak bola internasional.
Cara kerja peringkat FIFA terus mengalami perbaikan. Sejak Agustus 2018, FIFA mengadopsi sistem ELO yang dianggap lebih adil.
Sistem ini mempertimbangkan berbagai faktor seperti hasil pertandingan, jenis kompetisi, performa tim, keuntungan bermain di kandang sendiri, dan kekuatan lawan.
Dengan sistem peringkat ini, FIFA berharap dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kekuatan relatif timnas-timnas di seluruh dunia.

Peringkat ini juga menjadi motivasi bagi negara-negara untuk terus meningkatkan prestasi sepak bola mereka di kancah internasional.
Dalam sistem baru ini, setiap tim memiliki skor poin yang dinamis, berubah setelah pertandingan. Kemenangan akan menambah poin, sementara kekalahan akan mengurangi poin tersebut. Besarnya perubahan poin bergantung pada dua faktor utama: kekuatan lawan dan pentingnya pertandingan.
Dilansir dari inside.fifa.com, semakin kuat lawan, semakin besar perubahan poin yang mungkin terjadi. Selain itu, pertandingan Piala Dunia memiliki bobot yang jauh lebih tinggi dibandingkan pertandingan persahabatan.
FIFA juga menerapkan bobot yang berbeda untuk setiap jenis pertandingan yang berbeda. Pertandingan persahabatan memiliki bobot terendah, sementara kualifikasi dan pertandingan turnamen berada di tingkat menengah. Pertandingan Piala Dunia mendapatkan bobot tertinggi dalam sistem ini.
Sistem SUM memiliki beberapa fitur khusus. Adu penalti misalnya, dihitung sebagai \’setengah kemenangan\’. Selain itu, tim tidak akan kehilangan poin jika mengalami kekalahan di babak gugur turnamen besar.Arnold Akui Putuskan Mundur dari Australia Usai Ditahan IndonesiaKeuntungan dari sistem baru ini mencakup keadilan yang lebih besar bagi semua tim, terlepas dari konfederasi asalnya. Sistem ini juga dianggap lebih akurat dalam mencerminkan kekuatan tim dan mengurangi kemungkinan manipulasi peringkat dengan cara menghindari pertandingan.
Dengan penerapan sistem SUM, peringkat FIFA diharapkan menjadi lebih dinamis dan mencerminkan performa tim secara lebih akurat, sambil tetap menghargai prestasi di turnamen-turnamen besar.
Pengejaran peningkatan ranking FIFA oleh Timnas Indonesia makin masif setelah Erick Thohir menjabat ketua umum PSSI pada Februari 2023.
Erick Thohir memiliki target jangka pendek, Timnas Indonesia bisa masuk dalam 100 besar pada ranking FIFA.
Saat ini Timnas Indonesia menghuni posisi ke-129 ranking FIFA usai mengimbangi Arab Saudi 1-1 dan Australia 0-0 pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

By admin