PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan telah mengekspor 285 ribu unit kendaraan T-brand ke 100 negara di kawasan Asia, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Australia, dan negara-negara di wilayah Oceania.
Menurut Nandi Julyanto Presiden Direktur PT TMMIN, pencapaian ekspor CBU model Toyota sedikit menurun sekitar 3 persen. Kendati demikian, TMMIN berhasil mempertahankan posisi Indonesia menjadi basis produksi dan ekspor global.
\”Selama tahun 2023, situasi dan kondisi ekonomi global dihadapkan krisis ekonomi untuk memerangi inflasi, hingga konflik geo politik di sejumlah negara-negara dunia,\” kata Nandi di Jakarta, Rabu (10/1).
Toyota Veloz dan Fortuner menjadi mobil penumpang yang paling banyak dikapalkan dengan menyumbangkan total lebih dari 106 ribu unit sepanjang tahun lalu.Sempat Terseret Skandal, Toyota Indonesia Mulai Ekspor MobilSelain melakukan ekspor kendaraan utuh, Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies & jigs).
ADVERTISEMENT Sementara itu, Kijang Innova Zenix Hybrid mencatatkan angka ekspor hampir 3.000 unit. Yaris Cross Hybrid yang baru meluncur di pertengahan 2023, diekspor sebanyak lebih dari 6.400 unit ke konsumen mancanegara.
Kedua model mobil elektrifikasi itu juga diekspor ke negara-negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
\”Pada tahun ini, potensi ekspor kendaraan elektrifikasi Toyota Indonesia mencapai total 9.400 unit. Angka ini menunjukkan bahwa sebagai produk ekspor berteknologi tinggi dan berdaya saing global, produk otomotif buatan dalam negeri telah mendukung performa ekspor otomotif nasional,\” ucap Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.Toyota Indonesia Soal Skandal Daihatsu Libatkan Avanza: Tak Ada RecallToyota targetkan ekspor 300 ribu unit pada 2024
Aktivitas ekspor TMMIN tahun ini akan dihadapi sejumlah tantangan. Sebab tahun 2024 menjadi tahun menantang karena masih dibayang-bayangi ketidakpastian ekonomi dunia.
Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu negara penopang dengan pertumbuhan ekonomi yang masih positif, agar berkontribusi bagi pemulihan ekonomi.
Sejumlah lembaga dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 5 persen di antaranya, IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen, Bank Dunia 4,9 persen, sementara pemerintah menargetkan hingga 5,2 persen.
Proyeksi tersebut cukup tinggi jika merunut dengan sejumlah kondisi yang dihadapi Indonesia di tahun sebelumnya.
\”Di tahun yang cukup menantang, kami menargetkan kinerja ekspor kendaraan T-brand dapat menyamai level yang sama di tahun 2023 atau naik 3 persen menyentuh level 300 ribu unit. Sejumlah upaya kami lakukan untuk mengakselerasi performa ekspor industri otomotif nasional dengan menghadirkan varian kendaraan elektrifikasi lengkap sesuai dengan kebutuhan konsumen global,\” ungkap Nandi Julyanto.
Sementara itu sektor otomotif Indonesia menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang menyumbang hingga 4 persen dari total Gross Domestic Product (GDP).
Tercatat penyerapan tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif termasuk pada sektor industri kecil dan menengah (IKM) pada bidang komponen mampu mencapai lebih dari 1,5 juta tenaga kerja.
\”Industri otomotif nasional diharapkan menjadi industri prioritas penyokong ekonomi lantaran proyeksi dan potensi Indonesia pemain utama dalam industri kendaraan berteknologi ICE ramah lingkungan serta pertumbuhan kendaraan elektrifikasi yang cukup menjanjikan,\” ucap Bob.
Bob mengharapkan, didukung dengan SDM yang kompetitif ditambah SDA berlimpah, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain global produksi serta ekspor industri otomotif konvensional dan elektrifikasi.
\”Kinerja positif kedua teknologi ini dapat pula memperkuat terwujudnya volume pasar domestik lebih dari 1 juta unit per tahun yang membutuhkan dukungan Pemerintah melalui kebijakan relaksasi pajak,\” ujar Bob Azam.Alasan Toyota Rush Disuntik Mati di MalaysiaEkspor mobil elektrifikasi Toyota naik 2 kali lipat pada 2024
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) optimistis ekspor untuk dua model mobil hybrid Toyota meningkat menjadi 20 ribu unit, atau naik dari 9.400 unit dari tahun lalu.
Menurut Bob, angka tersebut bakal tercapai karena Yaris Cross Hybrid baru meluncur di pertengahan 2023. Bila dihitung satu tahun penuh bisa sentuh 10 ribu unit mobil Yaris Cross Hybrid yang dikapalkan ke sejumlah negara.
\”Dan kami optimis tahun ini, karena memang dari segi kualitas mobil hybrid Toyota produksi Indonesia (Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid) sangat kompetitif di dunia,\” ucap Bob.
Bob menjelaskan, tahun ini ada negara tujuan ekspor baru untuk mobil hybrid Toyota, namun ia belum bisa membocorkannya.
Kinerja ekspor Toyota 2024:
1. Tipe SUV (Fortuner, Rush, Raize) 142.900 unit
2. Tipe MPV (Kijang Innova, Kijang Innova Zenix, Avanza, Town/Lite Ace, Veloz) 94.000 unit
3. Tipe Sedan, Hatchback, LCGC (Yaris, Agya, Yaris Cross) 38.700 unit
4.Tipe Kijang Innova Zenix Hybrid 3.000 unit
5. Tipe Yaris Corolla Cross Hybrid 6.400 unit.