Sudah tiga hari air menggenang sekitar 50 hektare sawah di Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Tiga hari pula tak ada tanda-tanda air akan surut.
Para petani pun berujar bahwa banjir tersebut diakibatkan oleh saluran pembuangan yang tak berfungsi normal.
Akibatnya, banjir terus berulang dalam tiga tahun ini, atau sejak proyek pembangunan saluran irigasi.
\”Salurannya enggak jalan sejak ada proyek,\” ujar seorang petani, Camut (67), Senin (29/1/2024).
Camut menjelaskan, sebelum ada proyek, sawah di desa setempat tidak sampai terendam banjir seperti sekarang.
Aliran air ke saluran pembuangan normal. Air hujan tidak sampai menggenang kecuali jika hujan yang turun intensitasnya deras.
Menurut Camut, ada tiga saluran pembuangan yang ada di areal sawah setempat. Dari tiga itu, hanya satu yang lancar.
\”Jadi selama tiga tahun ini, hujan sedikit banjir, hujan sedikit banjir. Ya sejak ada proyek itu saja,\” ujar dia.
Camut menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterima petani, proyek pembangunan tersebut kemungkinan baru selesai pada 2027.
Namun, untuk sementara, petani berharap kepada pemerintah agar saluran pembuangan di areal sawah mereka bisa dibuka lebar.

Dia berharap proyek bisa berjalan namun jangan sampai menutup saluran pembuangan sawah petani.
\”Kalau nunggu selesai kan lama. Untuk sementara kami minta agar saluran pembuangannya jangan ditutupi,\” ujar dia.
Lurah Pranggong, Warsono, membenarkan saluran pembuangan yang tidak berfungsi normal menjadi biang kerok banjir melanda areal sawah petani.
Warsono menyampaikan, kondisi itu terjadi sejak dimulainya proyek pembangunan saluran irigasi oleh BBWS.
\”Itu proyek BBWS, proyek saluran irigasi,\” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Petani Ungkap Biang Kerok Banjir yang Rendam Sawah Puluhan Hektare di Indramayu, Gara-gara Proyek

By admin