Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bukan hanya akan menjadi momen pergantian pemimpin negara. Pemilu juga punya pengaruh besar dalam berbagai sistem pemerintahan, politik, pembangunan, sampai pendidikan.
DW Indonesia berbincang dengan Dr. Guido Schnieders, Director Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Jakarta tentang mengapa berkuliah di perguruan tinggi di Jerman sangat diminati. Mulai dari universitas yang berkualitas, jurusan kuliah dengan reputasi baik, hingga ke romansa kehidupan khas kota kecil Jerman yang menjadi salah satu daya tarik.
DW Indonesia: Dr. Schnieders, hingga kini ada berapa jumlah pelajar Indonesia yang menimba ilmu ke Jerman?
Dr. Guido Schnieders: Jerman banyak dipilih karena terjangkau, aman, peluang kerja besar, dan ramah muslim. Saat ini kami memiliki 5.600 mahasiswa Indonesia di Jerman yang belajar di berbagai universitas. Lebih dari 100 atau 200 orang dari mereka adalah siswa yang terdaftar dengan beasiswa Jerman. Jadi mayoritas orang Indonesia di Jerman belajar dengan beasiswa dari Indonesia atau biaya sendiri.
Jurusan apa yang paling banyak dicari dan diminati pelajar Indonesia di Jerman?
Dr. Schnieders: Jerman adalah negara teknik, dan menjadi negara tempat Pak Habibie belajar. Tentu saja jurusan yang sangat populer bagi siswa Indonesia adalah bidang teknik. Sekitar 50% mahasiswa Indonesia di Jerman belajar teknik. Tapi ini angka secara keseluruhan yang belajar di Jerman, bukan hanya dari beasiswa DAAD.
Lebih dari 95%, siswa Indonesia di Jerman berada di Jerman tanpa beasiswa Jerman. Kami memberikan informasi tentang studi di Jerman, bukan cuma beasiswa saja. Untuk siswa yang ingin belajar di Jerman dan ingin tahu bagaimana menemukan universitas dan masih punya banyak pertanyaan, kami punya program konsultasi gratis melalui laman resmiDAAD . Diskusikan ide dan keinginan kalian dan kami memberikan informasi dan kontak universitas di Jerman.
Selain itu, apa lagi jurusan yang diminati?
Dr. Schnieders: Teknik tentu saja merupakan pilihan yang baik dan populer, tetapi Jerman juga kuat dalam mata pelajaran lain seperti ilmu pengetahuan dan matematika. Kelompok mata pelajaran ini kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu sosial dan bisnis.
Bagaimana dengan pasar tenaga kerja Eropa, keterampilan apa yang sangat dibutuhkan namun belum jadi pilihan bidang ilmu untuk mahasiswa?
Dr. Schnieders: Di Jerman, kami memiliki banyak peluang di pasar tenaga kerja. Dan kami sebenarnya kekurangan orang dengan skill profesional terutama teknik dan IT. Jika kalian ambil jurusan tersebut, maka benar-benar tidak masalah untuk mencari pekerjaan di Jerman, bahkan peluangnya cukup bagus. Selain itu, lulusan universitas Jerman juga berpeluang untuk mencari pekerjaan di Jerman.
Terkadang, salah satu syarat untuk beasiswa adalah harus kembali ke negara asal, dalam hal ini Indonesia. Bagaimana dengan di DAAD?
Dr. Schnieders: Anda tahu bahwa di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia, mereka mewajibkan untuk kembali ke negara asal pemberi beasiswa. Jadi kalau Anda mengambil beasiswa dari Indonesia maka anda wajib kembali ke Indonesia. Tidak ada ikatan seperti itu untuk beasiswa kami.
Kenapa? Sekarang kita berbicara tentang ilmuwan, kita berbicara tentang akademisi. Kami menganggap akademisi dan ilmuwan orang-orang bebas membuat pilihannya sendiri. Ide dasarnya adalah Anda menginginkan seseorang yang kreatif dan inovatif dalam penelitian, maka mereka tidak bisa hanya mendengarkan orang dan hidupnya diatur.

By admin