Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menyoroti pentingnya peran penerjemah dalam pertukaran karya sastra antara Korea Selatan dan Indonesia.
Pusat kebudayaan Korea Selatan di Indonesia yang dipimpin direktur Kim Yong Woon itu menilai, \”penerjemahan yang berkualitas adalah salah satu faktor penentu dalam penilaian terhadap karya sastra asing.\”Review Film: Kim Ji-young, Born 1982Dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com pada Kamis (1/2), Yong Woon merujuk kepada prestasi novel fiksi The Vegetarian karya Han Kang yang memenangkan penghargaan The International Booker Prize 2016.
\”Pemberian penghargaan tersebut, selain menunjukkan bahwa sastra modern Korea semakin berkualitas, juga merupakan bukti penilaian positif dari pembaca internasional yang memahami The Vegetarian dari hasil terjemahan,\” kata Yong Woon.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Selaku direktur KCCI, Yong Woon turut memberikan sorotan terhadap pertukaran karya sastra Korea Selatan dan Indonesia yang telah berjalan selama ini.
Selain The Vegetarian, sejumlah novel karya penulis Korea diterjemahkan ke bahasa Indonesia, seperti I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki oleh penerjemah Hyacinta Louisa dan diterbitkan Penerbit Haru.
Ada pula Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982 serta School Nurse Ahn Eunyoung yang diterjemahkan Lingliana dan diterbitkan Gramedia. Dua judul tersebut bahkan juga sudah diadaptasi menjadi film serta serial televisi.
Di Korea Selatan, sejumlah karya sastra Indonesia juga disebut telah hadir dengan versi terjemahan bahasa Korea, seperti Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang telah terbit di Korsel sejak era 1980-an.
Selain itu, ada pula Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang telah diterjemahkan dalam bahasa Korea.
\”Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berpeluang untuk memperkenalkan lebih banyak sastra Indonesia di Korea,\” ujar Yong-woon.Pilihan RedaksiReview Serial: The School Nurse FilesReview Film: Sleep (2023)Oleh itu, KCCI menilai pihak pemerintah Korea dan Indonesia perlu memprioritaskan pemetaan penerjemah karya sastra dari masing-masing negara karena \”permintaan penerjemahan selama ini masih terpusat pada sektor bisnis,\” ujarnya.
Meski demikian, pemerintah Korsel meluncurkan program Literature Translation Institute of Korea di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata (MCST) Korea Selatan sebagai upaya mengakomodasikan kepentingan itu.
Tak hanya itu, KCCI juga turut ambil bagian dalam upaya pertukaran karya-karya sastra kedua negara, terutama dalam memperkenalkan produk sastra Korea di Indonesia.
\”Sejak 2014, KCCI mengajak para penerjemah asal Indonesia dan Korea untuk mengeluarkan Seri Buku Sastra Korea Abad ke-20. Pada 2023, Seri Buku Sastra Korea Abad ke-20 jilid 9 dan 10 pun terlahir,\” bebernya.Mengenal Korea Tradisional lewat The School Nurse FilesNamun, kedua program yang hingga kini masih berjalan itu dinilai Yong Woon belum cukup untuk memperkenalkan kesusastraan Korea dan Indonesia di masing-masing negara. Ia menyadari bahwa hal tersebut tak mudah.
Oleh karena itu, Yong Woon mengimbau penanaman investasi dari kedua pemerintah di bidang penerjemahan demi mempererat hubungan antara Korea dan Indonesia.
\”Untuk semakin mengintensifkan interaksi antara kedua masyarakat dan mempererat hubungan persahabatan, membekali para calon profesional dalam bidang penerjemahan menjadi investasi penting bagi Korea dan Indonesia,\” ujar Yong Woon.