Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengusulkan jeda pertempuran selama enam pekan kepada Israel dan Hamas demi merintis upaya gencatan senjata permanan di Gaza.
“Kesepakatan itu akan dimulai dengan jeda pertempuran setidaknya selama enam minggu, yang kemudian kita dapat meluangkan waktu untuk membangun sesuatu yang lebih bertahan lama,” kata Biden dalam sebuah pernyataan bersama Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih, Senin (12/2/2024).
Kedua pemimpin itu juga membahas sejumlah tantangan lain, termasuk ancaman serangan darat Israel di Gaza selatan dan ancaman bencana kemanusiaan di kalangan warga sipil Palestina.
Joe Biden semakin menunjukkan kekesalan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena tidak mengindahkan nasihatnya.
Dia mengatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan sekutu di kawasan tersebut dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan sandera di Gaza.

Di sisi lain, Raja Yordania Abdullah II mengatakan pihaknya juga akan terus berusaha mewujudkan resolusi gencatan senjata di Gaza.
“Kita tidak bisa berdiam diri dan membiarkan perang ini terus berlanjut. Kita membutuhkan gencatan senjata permanen untuk sekarang. Perang ini harus diakhiri,” kata Abdullah.

Sebelum memulai tur ke negara-negara Barat, Raja Abdullah II berpartisipasi dalam penerjunan bantuan kemanusiaan ke Gaza, sebuah langkah yang menyoroti peran kerajaannya dalam mendorong Israel untuk berhenti membatasi upaya menangkis penyakit, kelaparan, dan kelaparan di wilayah kantong tersebut.
Blinken Puji Peran Yordania di Gaza
Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memuji “peran dan kepemimpinan Yordania dalam memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada warga sipil Palestina di Gaza”.
“Yordania berhasil membuat Israel mengizinkan Program Pangan Dunia (WFP) mengirim bantuan makanan ke Gaza melalui jalur darat lain yang dimulai dari Yordania, membantu mengurangi tekanan pada penyeberangan utama perbatasan Rafah yang kapasitasnya terbatas,” kata Blinken.

Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat, khawatir konflik Gaza akan meluas dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim bersenjata yang didorong oleh tentara akan memicu eksodus besar-besaran warga Palestina ke seberang Sungai Yordan.

By admin