Ketua Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya masih membuka pembicaraan gencatan senjata di Gaza dengan Israel selama Ramadhan.
“Saya katakan dengan jelas bahwa pihak yang memikul tanggung jawab atas tidak tercapainya kesepakatan adalah pendudukan (Israel). Namun, saya katakan bahwa kami terbuka untuk melanjutkan perundingan,” kata Haniyeh dalam pidatonya, dikutip dari Al-Arabiya.
Saat ini, perundingan gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir telah memasuki bulan keenam.
Namun hingga memasuki bulan Ramadhan ini, perundingan gencatan senjata belum mencapai kesepakatan antara kedua pihak.
Haniyeh mengatakan saat ini Israel tidak mau memenuhi persyaratan yang diusulkan Hamas.
Persyaratan Hamas adalah gencatan senjata permanen, penarikan Israel dari Gaza, kembalinya warga Gaza ke rumah mereka dan meningkatkan akses bantuan.
Namun Israel menolak menarik pasukannya.
Hal tesebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengatakan Israel akan tetap melancarkan serangannya, meski telah ada kesepakatan gencatan senjata.
Haniyeh mengatakan upaya yang dilakukan Israel dalam menghancurkan Gaza gagal.
\”Pendudukan juga gagal menggusur rakyat kami dan memecah belah Jalur Gaza meskipun terjadi banyak pembantaian dan pembersihan etnis serta genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina kami,\” katanya, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Haniyeh juga menegaskan bahwa Hamas sedang memantau pengaturan situasi internal Palestina dan lebih peduli terhadap persatuan rakyat Palestina dan membangun kembali komponen politik dan kepemimpinannya di atas fondasi yang benar dan kuat.
Dalam pidatonya, Haniyeh mengatakan dirinya telah mencoba menghubungi mediator, namun tidak terjawab.
“Jika kami menerima posisi yang jelas dari saudara-saudara mediator mengenai pendudukan dengan komitmen mereka untuk menarik diri, menghentikan agresi, dan memulangkan para pengungsi, maka kami siap” untuk menyelesaikan kesepakatan, katanya.
Konflik Palestina vs Israel