Sebuah laporan intelijen Amerika menyebut jabatan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dalam bahaya.
Laporan tersebut juga menyebut bahwa ada kemungkinan rencana Netanyahu untuk melenyapkan Hamas, akan berakhir dengan kegagalan.
Laporan intelijen AS itu baru dirilis pada Senin (11/3/2024) kemarin, tapi menimbulkan keraguan tentang posisi Netanyahu sebagai pemimpin Israel.
Penilaian Ancaman Tahunan 2024 menyatakan keprihatinan mengenai visi Israel untuk mengakhiri perang dan mengatakan bahwa koalisi sayap kanan Netanyahu “mungkin dalam bahaya.”
“Ketidakpercayaan terhadap kemampuan Netanyahu untuk memerintah semakin dalam dan meluas di kalangan masyarakat,\” kata laporan intelijen AS itu, dikutip dari New York Times.
\”Kami memperkirakan akan terjadi protes besar-besaran yang menuntut pengunduran dirinya dan pemilihan umum baru,” lanjut laporan itu.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa Israel akan kesulitan mencapai tujuannya untuk “menghancurkan Hamas.”
\”Israel mungkin akan menghadapi perlawanan bersenjata yang berkepanjangan dari Hamas selama bertahun-tahun yang akan datang, dan militer akan berjuang untuk menetralisir infrastruktur bawah tanah Hamas, yang memungkinkan pemberontak untuk bersembunyi, mendapatkan kembali kekuatan dan mengejutkan pasukan Israel,” beber laporan itu.
Netanyahu telah menghadapi kritik keras di Israel atas kegagalan pemerintahannya dalam memprediksi atau mencegah serangan 7 Oktober.
Jajak pendapat publik juga menunjukkan bahwa banyak warga Israel mempertanyakan apakah serangan militer Netanyahu yang diklaim sebagai respons terhadap serangan Hamas.
Bahkan, saat ini perang Israel-Hamas sudah memasuki bulan kelima, lapor CNN.

Laporan intelijen mencatat bahwa penduduk Israel secara luas mendukung penghancuran Hamas.
Dilansir Al Arabiya, Netanyahu juga menghadapi tekanan yang semakin besar di Israel karena kegagalannya membawa pulang sandera yang ditahan oleh Hamas telah menyebabkan protes di negara tersebut dan menyerukan pemilihan umum dini.
Sebuah jajak pendapat dari Institut Demokrasi Israel menunjukkan popularitas Netanyahu anjlok, dengan hanya 15 persen warga Israel yang menginginkan dia tetap berkuasa.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

By admin