Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Kamis, 21 Maret 2024.
Mengutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 29 wilayah di Indonesia.
Lampung dan 4 wilayah lainnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem hujan, kilat dan angin kencang.
Sementara di Jawa Barat dan Maluku juga terpantau akan mengalami angin kencang.
Selain itu ada 22 wilayah lainnya juga dilanda cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
Jawa Barat
MalukuWilayah yang berpotensi hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Lampung
DKI Jakarta
Kalimantan Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi SelatanWilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Banten
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
PapuaPemicu Cuaca Ekstrem
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, dengan kecepatan angin maksimum 30 knot dan tekanan udara 998 hPa serta bergerak ke arah Barat.
Potensi sistem untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori sedang – tinggi.
Sistem ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Samudera Hindia selatan Jawa hingga Bali, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitar Bibit siklon tropis tersebut.
Sirkulasi siklonik eks-TC Megan masih terpantau di daratan Australia bagian utara.
Sirkulasi siklonik ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Laut Timor hingga Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitar Bibit siklon tropis tersebut.
Selain itu, sirkulasi siklonik ini juga membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin yang memanjang dari Laut Bali hingga Nusa Tenggara.
Intrusi udara kering/dry intrussion dari BBU melintasi wilayah Samudra Pasifiktimur Filipina hingga Filipina, yang mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua bagian Utara.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Selat Malaka hingga Pesisir Barat Aceh, Perairan timur Kep. Riau hingga Perairan selatan Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Tengah hingga perairan selatan Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara, Laut Banda hingga Laut Arafuru, Perairan utara Papua.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan disekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)