Intelijen Israel: Lima Bulan Gempuran Total, Gerakan Hamas Mustahil Dihancurkan
TRIBUNNEWS.COM -Pejabat intelijen Israel mengakui kalau militer mereka potensial tidak dapat menghancurkan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.
Pengakuan itu dilansir, surat kabar harian Inggris The Telegraph pada Rabu (27/3/2024).
“Tujuan utama invasi Gaza menghadapi kegagalan karena dukungan internasional berbalik melawan Israel,” tulis surat kabar tersebut melaporkan, mengutip sumber-sumber informasi mereka di keintelejenan Israel.
Tujuan utama yang dimaksud adalah Israel memberangus Hamas dan mampu membebaskan para sanderanya yang ditawan Hamas di Gaza.
Berbulan-bulan gempuran total Israel menunjukkan, dua target utama itu masih jauh dari kata sukses.Menurut laporan tersebut, kantong-kantong perlawanan \’gerilya\’ milisi Palestina masih tetap ada meskipun sudah digempur habis-habisan dalam pertempuran sengit selama lebih dari lima bulan di Jalur Gaza yang terkepung,.
\”Mungkin “sudah terlambat” untuk menghancurkan batalion Hamas yang tersisa setelah Amerika Serikat “berbalik arah” atas dukungannya terhadap Israel,\” tulis laporan tersebut.
Sumber tersebut menyebut tekanan internasional yang “meningkat terhadap Israel sebagai satu di antara faktor kegagalan Israel memberangus Hamas.
\”Tekanan internasional itu memaska Israel untuk mencapai semacam kesepakatan,” kata laporan tersebut.
Gambar ini diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 15 Desember 2023, menunjukkan sebuah terowongan yang dilaporkan digunakan Hamas untuk menyerang Israel melalui penyeberangan perbatasan Erez pada 7 Oktober 2023. (JACK GUEZ / AFP)
Pabrik Senjata Bawah Tanah Tak Tersentuh
Selain faktor itu, menurut laporan tersebut, “beberapa fasilitas produksi senjata bawah tanah milisi perlawanan Palestina diperkirakan masih utuh.”
Tanpa memberikan bukti lebih lanjut, sumber tersebut menegaskan kembali kalau Israel percaya “peluang terbaiknya untuk menghancurkan Hamas adalah dengan memasuki Rafah.”
“AS tidak mendukung kunjungan ke Rafah seperti yang mereka lakukan sebelumnya, jadi kondisi saat ini tidak bagus, artinya Israel harus melakukan sesuatu yang dramatis dan drastis untuk mengubah momentum dan iklim,” kata sumber tersebut.
Seorang tentara Israel di antara barisan amunisi untuk tank. Dalam perang Gaza, IDF dilaporkan menggunakan amunisi kadaluarsa dari Perang Korea. Penggunaan amunisi tua ini menyebabkan naik tajamnya risiko salah sasaran. (khaberni)
Invasi Rafah
Amerika Serikat telah berulang kali mengatakan bahwa Israel tidak boleh menyerang Rafah tanpa rencana kemanusiaan atau militer.