TRIBUNNEWS.COM – Serangan Israel terhadap para staf World Central Kitchen (WCK), lembaga nirlaba, di Gaza beberapa hari lalu memicu kecaman keras dari Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu dekatnya.
Dalam serangan itu ada sebanyak tujuh orang yang tewas dan salah satunya adalah warga AS.
Lembaga WCK dikomandoi oleh Jose Andres, seorang koki terkenal berdarah Spanyol-AS sekaligus pemilik beberapa restoran di Washington, AS.
Seorang pejabat AS yang bekerja sama dengan Andres dalam penyaluran bantuan makanan menyebut serangan Israel itu “menghancurkan”.
Di samping itu, serangan tersebut dikatakan menambah penderitaan masyarakat yang dicoba untuk dikurangi oleh Andres dan timnya.
“Menegaskan kesembronoan Israel terhadap warga sipil Gaza dan masyarakat dunia,” kata pejabat AS itu dikutip dari Politico.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan AS menyebut serangan itu adalah suatu kesalahan.
“Pastinya suatu kesalahan dan mereka (Israel) punya sejumlah pertanggungjawaban untuk dilakukan,” kata pejabat itu.
Kerabat dan teman-teman berdoa di dekat jenazah Saif Abu Taha, seorang anggota staf kelompok bantuan World Central Kitchen yang berbasis di AS yang terbunuh ketika serangan Israel menghantam konvoi LSM yang mengirimkan bantuan makanan di Gaza sehari sebelumnya, saat pemakamannya di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 2 April 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP/SAID KHATIB)
Di sisi lain, Israel mengaku tidak sengaja menyerang konvoi WCK itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku pasukannya keliru atau tidak sengaja menyerang konvoi WCK.
“Sayangnya kemarin ada peristiwa tragis yang di dalamnya pasukan kami secara tidak sengaja menyerang nonkombatan di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam video pernyataannya, dikutip dari Reuters.
“Ini terjadi dalam perang.”
Adapun Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan negaranya akan menyelidiki serangan itu.
Di samping itu, kata Gallant, Israel akan merencanakan langkah lain untuk mengatasi kekhawatiran perihal penyaluran bantuan di Gaza.