TRIBUNNEWS.COM- PBB dan organisasi bantuan lainnya pada Minggu (7/4/2024) mengecam jumlah korban jiwa akibat perang enam bulan di Gaza, dan memperingatkan bahwa situasinya semakin serius “lebih dari bencana”.
“Enam bulan merupakan tonggak sejarah yang buruk,” kata Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), seperti dikutip daribrecorder.
Perang Gaza pecah pada tanggal 7 Oktober dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh militan Hamas yang mengakibatkan kematian 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data Israel.
Militan Hamas dan Jihad Islam juga menyandera lebih dari 250 orang, dan 129 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut tentara tewas.
Sementara, serangan balasan Israel telah menewaskan 33.175 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan kembali kecaman lembaganya atas “tindakan kekerasan tak manusiawi” yang memicu perang, dan menuntut “pembebasan sandera yang tersisa”.
Namun, dia menekankan di X, tak membenarkan pemboman dan serangan yang dilakukan.
\”Pengepungan dan penghancuran sistem kesehatan oleh Israel di Gaza, yang membunuh, melukai dan membuat ratusan ribu warga sipil kelaparan, termasuk pekerja bantuan,\” tulisnya.
“Penolakan terhadap kebutuhan dasar – makanan, bahan bakar, sanitasi, tempat tinggal, keamanan dan layanan kesehatan – tidak manusiawi dan tidak dapat ditoleransi.”
Dari 36 rumah sakit utama di Gaza, hanya 10 yang masih berfungsi sebagian, menurut WHO.
Tedros menyuarakan kemarahannya atas kematian dan luka parah ribuan anak di Gaza.
“Serangan terhadap generasi sekarang dan masa depan harus diakhiri.”
Ketua UNICEF Catherine Russell menyatakan bahwa lebih dari 13.000 anak-anak dilaporkan termasuk di antara mereka yang terbunuh.
“Rumah, sekolah, dan rumah sakit hancur. Guru, dokter, dan aktivis kemanusiaan terbunuh. Kelaparan akan segera terjadi,” katanya pada X pada hari Sabtu.