TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Media Israel mengklaim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak diberitahu mengenai operasi militer yang menewaskan ketiga putra Haniyeh, pada hari Rabu (10/4/2024).
Lebih jauh, media Israel juga menyatakan Netanyahu tidak menyetujui operasi tersebut,
Menurut pejabat tersebut, operasi tersebut dianggap oleh militer Israel atau IDF dan Shin Bet (badan intelijen)sebagai tindakan taktis dan dilakukan karena peran putra Haniyeh di sayap militer Hamas.
Dampak pada serangan itu juga disebut belum dibahas dalam kabinet perang.
Pun demikian dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang mengaku juga tidak diberitahu tentang keputusan untuk membunuh putra-putra Haniyeh.
N12, media Israel mengklaim, baik dia maupun Netanyahu dilaporkan terkejut dengan serangan tersebut.
Para pengambil keputusan IDF dilaporkan percaya bahwa karena Israel belum mencapai kesepakatan dengan Hamas, tindakan seperti itu tidak akan mempengaruhi negosiasi penyanderaan.
IDF menjelaskan langkah tersebut sejalan dengan prosedur dan kebijakan kebakaran sebagaimana ditetapkan oleh Kepala Staf Gabungan; serangan itu didasarkan pada informasi terkait secara real-time.
Sebuah sumber di militer mengatakan kepada N12 bahwa waktu serangan itu penting dan oleh karena itu, terserah pada komandan di lapangan untuk menyetujuinya.
IDF menambahkan, ketiganya terlibat kegiatan teroris, bahkan salah satunya terlibat penyanderaan.
Pejabat Israel mengatakan kepada Walla bahwa IDF dan Shin Bet, yang melakukan serangan bersama-sama, menganggap serangan itu sebagai peristiwa taktis.
Hal itu dilakukan karena aktivitas ketiga bersaudara di sayap militer Hamas dan bukan karena mereka adalah putra Ismail Haniyeh.
Reaksi Ismail Haniyeh
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengkonfirmasi dan bereaksi atas serangan udara yang menewaskan tiga putranya.