Jakarta (ANTARA) – Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaYasonnaH.Laoly mengatakan bahwa bisnis dan hak asasi manusiamerupakan program yang semakin penting bagi daya saing berbagai produk Indonesia ke depan.
Hal itu karena negara-negara tujuan ekspor Indonesia kini semakin memiliki kesadaran yang baik terhadap nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), khususnya isu lingkungan.
"Negara-negara tujuan ekspor di Eropa, seperti Jerman dan Belanda semakin memiliki kesadaran ini," ujar Yasonna dalam rapat tentangprogram dan kegiatan Direktorat Jenderal HAM, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Untuk itu, ia menyambut baik agenda bertukar pikiran atau brainstorming yang dilakukan Ditjen HAM Kemenkumham.
Yasonna meminta Ditjen HAM dapat menyampaikan kembali secara berkala perkembangan berbagai program kerja ke depan.
Pada kesempatan itu, perkembangan tentangprogram bisnis dan HAM, kerja sama HAM dengan pemangku kepentingan, Indeks HAM, profil pembangunan HAM, dan penerapan muatan HAM di dunia pendidikan, serta wacana pembentukan analis HAM menjadi fokus pembahasan.
Pertemuan yang digelar di ruang rapat Menkumhampada Kamis (18/4) ituturut dihadiri Direktur Jenderal HAM Dhahana Putra, Sekretaris Ditjen HAM Novita Ilmaris, Direktur Pelayanan Komunikasi HAM Ditjen HAM Faisol Ali, serta Direktur Sistem dan Teknologi Informasi HAM Ditjen HAM Eko Budianto.
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal HAM Kemenkumham Dhahana Putra menyampaikan agenda rapat koordinasi yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu mendatang.
Menurutnya, rapat koordinasi merupakan kegiatan yang penting untuk memantapkan koordinasi mengenai sejumlah program dan kerja-kerja HAM bersama kantor wilayah dan stakeholders.
Penyelarasan antara bisnis dan HAM sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2023 tentang Strategi Nasional Bisnis dan HAM.
Untuk mendukung aturan tersebut, Kemenkumham telah meluncurkan PRISMA, sebuah platform untuk melakukan asesmen suatu usaha, baik perusahaan maupun UMKM, dalam segi pemenuhan HAM. Dari sekitar 300 perusahaan yang diasesmen lewat PRISMA, tercatat baru 31 perusahaan yang lolos.