Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten angkutan udara niaga tidak berjadwal, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI), meraup laba Rp 600 juta pada 2023. Sedangkan pada tahun lalu, HELI sempat mengalami kerugian.
Tercapainya laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan yang signfikan, yakni dari Rp 44,56 miliar pada 2022 menjadi sekitar Rp 69,08 miliar di akhir 2023.
Sepanjang 2022, perusahaan membukukan rugi bersih sebelum pajak sebesar Rp 85,8 miliar dan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 85,57 millar.
Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja mengatakan, alasan di balik keberhasilan ini karena terdapat lonjakan pendapatan dan langkah efisiensi yang dilakukan manajemen.
Lonjakan pendapatan berasal dari adanya sejumlah kontrak baru yang berhasil dikantongi perseroan.
\”Salah satunya adalah kontrak yang diperoleh melalui anak usaha, yaitu PT Komala Indonesia,\” kata Edwin di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Pada pertengahan 2023, anak usaha yang bergerak di bidang penyewaan helikopter itu menandatangani kontrak kerja sama dengan dua perusahaan pemilik izin konsesi hutan di Indonesia.
Komala Indonesia menyediakan jasa sewa masing-masing satu unit helikopter pada kedua perusahaan itu guna mengantisipasi penangangan kebakaran hutan yang terjadi di area konsesi milik mereka.
Periode kerja sama berlangsung selama dua tahun untuk masing-masing perusahaan atau sampai dengan 2025 dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya, yakni hingga 2026.
\”Total nilai kerja sama baru dengan kedua perusahaan ini sekitar Rp 200 miliar untuk kurun waktu dua tahun,\” ujar Edwin
Sepanjang 2023, HELI berhasil menjaring 12 klien baru, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah klien baru perseroan pada 2022 yang sebanyak enam perusahaan.
Total klien HELI hingga akhir 2023 mencapai 18 perusahaan. Sebanyak 14 perusahaan menyewa helikopter untuk pengantaran tamu khusus (VIP) dan logistik, lalu dua perusahaan untuk penanggulangan kebakaran hutan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan salah satu klien yang menyewa helikopter perseroan tahun lalu untuk keperluan penangangan bencana.
Kemudian, ada satu perusahaan lainnya yang menyewa untuk peliputan MotoGP di Mandalika.
Selain kontrak baru, membirunya kinerja keuangan perseroan juga disebabkan strategi efisiensi yang dieksekusi oleh manajemen HELI.
Edwin mengungkapkan, pengetatan belanja yang dilakukan tahun lalu mampu menekan beban umum perusahaan hingga 29 persen Year on Year (YoY).
la optimis pertumbuhan kinerja positif perseroan akan berlanjut tahun ini mengingat kebutuhan penggunaan helikopter diperkirakan masih akan tinggi.
Penggunaan helikopoter itu di antaranya untuk memenuhi kebutuhan transportasi logistik, penanganan bencana, dan keperluan wisata oleh tamu-tamu VIP.