Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
Upaya mempercepat inklusi keuangan di kalangan pebisnis mikro kecil dan menengah (UMKM) kini mendapat dukungan penuh dari 13 perusahaan dompet digital (e-wallet) dan bank digital dari 11 negara Asia Pasifik melalui program Sirius (Sustainability Innovation for Regenerative & Inclusive Purpose).
Ke-13 perusahaan dompet digital dan bank digital yang mendukung penuh program ini adalah AlipayHK (Hong Kong SAR), ANEXT Bank (Singapura), Bigpay (Malaysia), bKash (Bangladesh), DANA (Indonesia), GCash (Filipina), Hipay (Mongolia), Kakao Pay (Republik Korea), MPay (Macau SAR, Tiongkok), TNG Digital (Malaysia), TossPay (Republik Korea), TrueMoney (Thailand), dan Zalopay (Vietnam).
Peluncuran program Sirius ini dilakukan Rabu, 3 April 2024 dan dilaksanakan sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SGDs) PBB.
Program Sirius merupakan inisiatif pengetahuan yang melibatkan industri e-wallet dan bank digital untuk mendukung UMKM yang beroperasi melalui platform digital dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan.
Program ini akan mendorong dialog terbuka antar mitra industri yang berpikiran sama untuk saling bertukar ide tentang inovasi keberlanjutan dan berbagi praktik terbaik untuk mendukung UMKM dalam perjalanan keberlanjutan UMKM.
Program ini juga mendorong transisi UMKM menuju ekonomi rendah karbon, memajukan aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan keberlanjutan, serta mengangkat UMKM dengan peluang pertumbuhan yang baru.
International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia, bersama Ant International akan mengembangkan dan mempromosikan serangkaian Digital Sustainability Impact Management Toolkits (Perangkat Manajemen Dampak Keberlanjutan Digital) dalam 2 tahun ke depan.
Tujuannya untuk memberdayakan UMKM sehingga mampu mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan dan sosial guna meningkatkan akses UMKM terhadap keuangan berkelanjutan melalui digitalisasi.
Gprnt, sebuah inisiatif dari Otoritas Moneter Singapura, akan berkolaborasi dengan Ant International untuk menyediakan solusi pelaporan berbasis teknologi bagi UMKM dalam memulai pengungkapan keberlanjutan yang disederhanakan berdasarkan metrik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST).
Gprnt akan meningkatkan Program SIRIUS dengan berbagi tentang bagaimana UMKM dapat memanfaatkan data dan teknologi dengan lebih baik untuk mendapatkan akses ke peluang bisnis, keuangan, serta supply chain yang berkelanjutan.
\”Kami selalu berbicara tentang inklusi keuangan dan digital, tetapi inklusi keberlanjutan untuk UMKM menjadi salah satu tantangan yang paling mendesak,\” ujar Leiming Chen, Chief Sustainability Officer, Ant International.
Mengingat tingkat kompleksitas akan tugas ini, mulai dari taksonomi dan kerangka kerja tata kelola hingga biaya dan pendidikan, diperlukan upaya kolektif di seluruh sektor publik dan swasta, industri, dan pasar untuk mendorong perubahan tersebut.
Martha Sazon, President and Chief Executive Officer GCash mengatakan, UMKM adalah tulang punggung dari setiap pertumbuhan ekonomi.
Perusahaannya telah menjadi jembatan bagi mereka menuju dunia digital dengan menyediakan perangkat penting – yakni mengubah cara mereka berbisnis,\” ujarnya.
Christina Ongoma, Upstream and Advisory Manager, Financial Institutions Group, East Asia and the Pacific, IFC mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Asia Pasifik dan menyumbang lebih dari 97 persen bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja.
\”Pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan sangat penting, karena tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik bagi semua,\” ujarnya.
Sopnendu Mohanty, Chief FinTech Officer, Otoritas Moneter Singapura, mengatakan adopsi dompet digital dan solusi pembayaran yang meluas menjadikannya pendorong utama untuk membantu bisnis kecil memulai perjalanan keberlanjutan mereka.
\”Inisiatif industri seperti Program Sirius penting bagi sektor publik dan swasta untuk mengkoordinasikan alat, kerangka kerja, dan teknologi bagi usaha kecil untuk membangun kompetensi keberlanjutan mereka saat bertransisi ke ekonomi hijau,\” tegasnya.