Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Teknologi virtual kini makin luas digunakan di industri pemasaran. Hal ini dimungkinkan karena teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) memungkinkan dimunculkannya sosok virtual untuk membangun interaksi dengan audiens.
Teknologi yang bisa menghadirkan \’manusia\’ virtual ini bisa dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan termasuk untuk kampanye pemasaran.
\”Virtual influencer sebagai era baru dari pemasaran digital. Tentu, Tujuannya untuk membantu pengusaha mengkampanyekan produknya dengan harga terjangkau untuk berbagai kalangan. Apalagi ada sebagian pengusaha yang kena trust issue terkait endorse influencer,\” ujar Bagus, Direktur Digi Persona Management, perusahaan penyedia virtual influencer di Jakarta, dikutip Sabtu, 6 April 2024.
Dia mencontohkan tentang adanya pengusaha yang kena trust issue terkait endorse influencer, harga yang harus dibayar sudah mahal tapi aktivitas promosi yang dilakukan endorser asal- asalan, atau diberikan tidak sesuai dengan kesepakatan.
\”Ya pasti itu oknum. Hanya saja kami melihat permasalahan itu,\” ungkapnya.
Bagus menambahkan, tren global ini menegaskan penerimaan dan efektivitas virtual influencer dalam melibatkan audiens dan mendorong kesadaran merek.
\”Kita melihat keberhasilan dari model AI Spanyol Pertama, berhasil membantu banyak orang untuk mempromosikan merek,“ ungkapnya.
\”Biaya pemasaran digital, khususnya dalam hal endorsement, bisa sangat membebani, terutama karena ketidakpastian dan biaya tinggi yang sering terkait dengan influencer,\” imbuhnya.
Terinspirasi oleh kesuksesan virtual influencer dan model AI lainnya di seluruh dunia, seperti model AI Spanyol pertama yang berhasil mendapatkan hingga $10.000 per bulan, perusahaannya memperkenalkan virtual influencer serupa, yang diberi nama Laras Kuroda.
Menurut dia, virtual influencer ini bisa menjadi tool bagi pebisnis dan pemilik merek yang ingin memperkuat keberadaan mereka di online.
Menurut dia, Laras Kuroda merupakan respon atas tantangan pemasaranan digital, seperti kebutuhan pelaku usaha untuk meningkatkan brand awareness.
“Kami percaya dengan virtual influencer adalah solusi dari permasalahan mahalnya biaya pemasaran digital di kalangan industri entertainment,” kata Bagus.
Sosok virtual influencer Laras Kuroda ini diperkenalkan ke publik di platform Instagram. Dia digambarkan sebagai sosok berparas sangat cantik dan karakter yang humble.
\”Banyak netizen yang sudah sering berinteraksi dengannya,\” klaim Bagus.
Bagus menegaskan, ke depan, teknologi berbasis AI ini mampu menjanjikan pendekatan yang lebih efisien dan hemat biaya untuk kampanye pemasaran, menggantikan metode tradisional yang sering kali dibebani oleh ketidakpastian dan biaya tinggi.