Isra Miraj adalah dua perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam waktu satu malam. Pada peristiwa ini Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu.
Contoh khotbah Isra Miraj berikut dapat dijadikan referensi untuk memperingati salah satu hari besar umat Islam ini, yang membahas tentang kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah Swt.Contoh Khutbah Jumat Ramadhan Singkat yang Penuh PesanIsra Miraj diperingati setiap 27 Rajab. Tahun ini 27 Rajab 1444 Hijriah jatuh pada 8 Februari 2024. Hikmah di balik peristiwa ini dapat disampaikan pada saat khotbah sholat Jumat.
Dirangkum dari laman NU Online dan sumber lainnya, berikut contoh khotbah Isra Miraj yang dapat menjadi referensi.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Khotbah Isra Miraj tentang ketakwaan
Hadirin jemaah Jumah yang mulia,
Saya berpesan kepada diri saya sendiri serta kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Swt dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
Saat ini kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:
أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
\”Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Syaban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadan.\”
Hal tersebut menunjukkan bahwa bulan Rajab merupakan persiapan awal untuk menyambut bulan Ramadan. Ia menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Syaban dan Ramadan.
Sebagian ulama berkata:
رَجَبُ شَهْرُ الزَّرْعِ وَشعْبَانُ شَهْرُ السَقْيِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ
\”Rajab adalah bulan menanam, Syaban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadan adalah bulan panen.\”
Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istigfar, sedekah, puasa, dan lain sebagainya.
Hadirin jamaah Jumah yang berbahagia,
Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa ajaib dan mengagumkan, berupa isra\’ wal miraj, perjalanan nabi dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha kemudian menuju Sidratul Muntaha.
Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra dan Miraj tersebut. Pertama, Isra dan Miraj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al Quran, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau.
Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab manusia tersesat adalah orang yang hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata.
Kita harus menghindari arus pemikir yang hanya membanggakan akal dengan mengesampingkan kekuatan Allah yang lain.
Sebab tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan akan menjadikan ajaran agama yang tidak cocok dengan akal akan ditolak dan diingkari, na\’udzubillahi min dzalik. Padahal model demikian adalah cara pandang iblis.
Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah Swt, beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau mashum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:
وَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ
\”Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci\”.
Pembersihan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas sholat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah Swt hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing.
Maksudnya, apabila kita sholat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyuk tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah Set berfirman menggunakan lafaz:
\” أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ \” tidak \” اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ \”. Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi\’lusshalâh. Fi\’lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat sholat sudah disebut fi\’lusshalâh tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:
اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة
Melaksanakan sholat dengan menjalankan syarat-rukun sholat yang dhahir dan syarat-rukun sholat yang batin, yaitu khusyuk. Lantas bagaimana agar dapat melaksanakan sholat dengan khusyuk? Hatim Al Asham ditanya:
\”كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟\”
Bagaimana engkau dapat khusyu dalam sholatmu? Maka ia menjawab:
أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ
Aku berdiri membayangkan Kabah ada di depanku
وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ
Aku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku, dan malakul maut ada di belakangku.
Hadirin hafidzakumullah,
Adapun sholat yang dimaksud dalam Al Quran yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan sholat biasa, tidak hanya fi\’lusshalâh tetapi harus Iqâmatussahlâh, sholat yang benar-benar khusyuk, hudlûr dan hati suci.
Semoga kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin baik, dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah Swt, mendapat rida Allah Swt dan akhirnya masuk surgaNya. Amin.5 Larangan Bulan Rajab, Hindari agar Tak Diganjar Dosa BerlipatKhotbah Isra Miraj tentang kualitas sholat
الْحَمْدُ لله الَّذِي هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا الله . الحَمْدُ لله الذى وقع الرجب شهرا للمعراج، وأوجب فيه الصلاة للمسلمين كالسراج, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِله إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وصَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى أَله وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيرًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بتقو الله وقد فاز المتقون
Ayyuhal Muslimunal Hadhirunn, Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan kadar keimanan dan keislaman kita kepada Allah Swt, sebagai bukti ketakwaan kita kepada-Nya.
Iman adalah urusan hati dan tempat bersemayamnya semangat ketuhanan yang bersifat abstrak, Rasulullah ajarkan keimanan melalui syariat yakni sholat, zakat, dan puasa, haji.
Apabila iman diibaratkan seperti panas yang menyengat, maka Islam adalah api yang berkobar. Islam tanpa iman bagaikan api tanpa panas yang hanya bisa menakutkan tapi tidak mampu membakar. Begitu juga sebaliknya, jika iman tanpa Islam seperti panas tanpa api yang tidak berfungsi.
Ini berarti menjalankan segala perintah syariat Islam yang merupakan panji-panji kebesaran Islam adalah hal yang penting, tetapi jangan sampai melupakan kualitas iman yang ada dalam hati.
Sholat Jumat, sholat jamaah, haji, zakat adalah wajib dan karena pelaksanaannya membuktikan kepada dunia akan kebesaran Islam. Namun pengayaan materi keimanan haruslah selalu di adakan, karena hal itu merupakan gizi bagi kesehatan mental Islam.
Maka, mari meningkatkan ketakwaan merupakan sebuah upaya meningkatkan dan menyeimbangkan kondisi iman dan Islam kita. Menyeimbangkan antara laku syariat dengan laku hakikat (keimanan dalam hati) sehingga terciptalah cita-cita al-islamu ya\’lu wa la yu\’la \’alaihi.
Ma\’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Waktu terus berlalu, sampai tiba saatnya bulan Rajab datang. Bulan Rajab adalah satu-satunya bulan yang bersejarah bagi Rasulullah sehingga dalam salah satu hadisnya beliau pernah bersabda bahwa Rajab adalah bulanku, Syaban adalah bulan Tuhanku dan Ramadan adalah bulan umatku.
Begitu berharganya bulan Rajab bagi Rasullullah sehingga ia membanggakan Rajab dan memposisikannya dengan bulan Syaban dan Ramadan.
Wajar saja karena pada bulan inilah beliau merasakan kesedihan yang amat sangat sepeninggal istri dan pamannya sehingga para sejarawan menyebutnya \’ammul huzn\’.
Kemudian Allah Swt menghibur Rasulullah dengan bepergian dan bertamasya mengarungi keindahan dunia lahir dan mencicipi kenikmatan dunia batin. Inilah perjalanan Isra dan Miraj.
Ma\’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Seperti yang telah kita maklumi bersama bahwa di antara buah tangan Rasulullah terpenting dari Isra Miraj adalah sholat lima waktu setiap hari. Lima merupakan bilangan terakhir yang diajukan oleh Rasulullah kepada Allah Swt, setelah sebelumnya Allah Swt memerintahkan untuk sholat lima puluh kali.
Kini kita baru merasakan betapa beratnya menjaga sholat lima waktu setiap hari. Apalagi hubungannya dengan ikhtiar untuk menjaga kualitas sholat kita, itu sebabnya khotbah Jumat kali ini kita menyampaikan hal tersebut.
Padahal kita mafhum bahwa sholat yang lima ini menjadi tolak ukur ibadah seseorang. Hadis Riwayat at-Thabrani menjelaskan:
أول ما حياسب عليه العبد يوم القيامة الصَلة، فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسدسائر عمله رواه الطربان
Artinya: Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah sholat. Maka apabila sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR. Thabrani).
Lantas apakah maksud kata kata \’shalaha\’ dalam hadis di atas? Sholat baik yang bagaimana yang dapat menarik segala amal menjadi baik? Apakah sholat yang sekadar menggugurkan kewajiban lima waktu?
Tentunya ada standar tertentu yang menjadikan sholat kita sebagai kunci segala amal ibadah, yaitu sholat yang seperti diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang pernah diimbaukan olehnya:
صلوا كما رأيتمون أصلي
Artinya: Sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat sholatku.
Ini bermakna sholat yang baik itu adalah sholat yang memenuhi syarat sah, syarat wajib dan rukun salat sebagaimana diwariskan Rasulullah Saw secara turun temurun dari para sahabat, tabi\’in, tabi\’it tabi\’in, hingga para mujtahid fiqih, para ulama dan guru-guru kita.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Menjaga kualitas sholat menjadi bagian dari ikhtiar memenuhi syarat sholat. Selain syarat fisik tersebut yang menjadikan syahnya sholat secara formal; juga perlu memerhatikan unsur informal yang juga menjadi ukuran kualitas sholat seseorang yaitu suasana hati yang khusuk.
Karena sesungguhnya kekhusukan itu berbuahkan kebahagiaan. Seperti janji Allah dalam dalam surah al Mu\’minun 1-2:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
Artinya: Sungguh berbahagia orang mukmin, yaitu mereka yang khusyuk dalam sholatnya.
Ungkapan kekhusukan sholat ini sebenarnya telah diajarkan oleh para faqih semenjak kita takbiratul Ihram ketika membaca doa iftitah.
إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Sesungguhnya sholatku, ibadahku (sembelihan), hidupku dan matiku hanya karena Allah Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan karena itulah aku diperintahkan dan aku termasuk orang yang berserah diri.
Begitu pentingnya kekhusyukan sebab khusyuk dalam sholat akan mengantarkan kita meraih makna dan tidak sekadar menggugurkan kewajiban.
Apabila kita telah berhasil sholat dengan khusyuk maka secara otomatis sholat kita akan berfungsi sebagai filter diri atas berbagai tindakan kita sehingga apa yang Allah Swt firmankan dalam al-Ankabut ayat 45 akan terlaksana.
إن الصَلة تنهى عن الفخشاء واملنكر
Artinya: Sesungguhnya sholat itu (dapat) mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Hadirin Jemaah Jumat yang berbahagia
Khotbah Jumat menjaga kualitas sholat ini erat hubungannya dengan menjaga kekhusyukan. Kekhusyukan bukanlah hal yang mudah, khusyuk dalam sholat memerlukan latihan dan latihan.
Dalam sebuah kisah; suatu ketika sahabat Ali Karramallahu Wajhah diuji kekhusyukannya oleh Rasulullah dalam dua rakaat sholat. Namun Sahabat Ali yang memiliki julukan \’babul \’ilmi\’ hanya berhasil khusyuk dalam satu rakaat.
Sesungguhnya khusyuk itu adanya dalam hati. khusyuk hanya dapat dirasakan dan sulit sekali untuk digambarkan dengan kata-kata. Mereka yang telah berhasil dalam khusyuk mungkin takkan pernah dapat menceritakan dalam ungkapan kata.
Namun mereka hanya dapat bercerita bahwa khusyuk itu haruslah melalui latihan dan pembiasaan. Seorang sufi agung pernah berkata, bahwa khusyuk dalam sholat dapat terbagi menjadi tiga tingkat.
Tingkatan Taabbud. Tingkatan awam yang dalam sholatnya benar-benar memposisikan diri sebagai seorang hamba yang papa yang mengharapkan doanya dikabulkan dan sangat memerlukan pertolongan dari Allah yang Maha Kuasa. Sholat dengan model khusyuk semacam ini menurut kategorinya termasuk model sholat tingkat aabbud.
Lalu tingkatan kedua adalah Taqarrub yaitu kekhusyukan yang melampaui tingkatan pertama. Mereka yang berada dalam posisi taqarrub dalam sholat hanya menginginkan keintiman dengan Allah Swt.
Mereka tidak lagi mempedulikan doa-doanya. Karena mereka telah melihat dunia begitu hina sehingga tidak perlu lagi dikejar dan dipinta. Bahkan mereka merasa malu jika terus-terusan meminta dunia kepada Allah Swt sebab mereka hanya menginginkan kedekatan diri kepada-Nya.
Tingkatan ketiga adalah Tawahhud yaitu kekhusyukan dalam sholat yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Mereka memposisikan sholat sebagai media penyatuan diri kepada Allah Swt sehingga tidak ada lagi pemisah antara hamba dan Tuhannya. Ma\’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari ketiga tingkatan sholat ini, tidak ada alasan lagi bagi seorang muslim untuk meninggalkan sholat tidak juga mereka yang mengaku wali atau pun yang benar-benar wali sebab derajat seseorang tidak membebaskan mereka dari kewajiban sholatnya.
Sesungguhnya melaksanakan sholat merupakan bukti penghargaan kita kepada Rasulullah Saw. Bukti kebahagiaan kita menyambut buah tangan Rasulullah Saw dari Isra dan Miraj.
Demikian Khutbah Jumat menjaga kualitas sholat kali ini, semoga apa yang disampaikan ini bermanfaat bagi kita semua, amin.
بَارَكَ الله لي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيْمُDaftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Februari 2024Demikian contoh khotbah Isra Miraj yang dapat menjadi referensi. Selamat memperingati Isra Miraj.