Perang Badar merupakan perang pertama yang dipimpin Nabi Muhammad yang terjadi di bulan Ramadan. Perang Badar dikenang sebagai pertempuran besar yang melibatkan kaum muslim bertempur melawan pasukan Quraisy pada masa awal perkembangan Islam.
Meski berperang dalam kondisi lapar dan haus dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit, umat Islam berhasil memenangkan peperangan.3 Perang Terbesar di Zaman Nabi Muhammad SawPeperangan ini menjadi bukti bahwa keberadaan agama Islam mengalami berbagai rintangan dan halangan, tetapi berkat rida dari Allah Swt., Islam berhasil menjadi salah satu agama terbesar di dunia sekarang ini.
Sejarah perang Badar
Berikut ringkasan kisah Perang Badar yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, dilansir dari NU Online.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun kedua Hijriah atau sekitar tahun 624 Masehi. Karena kejadian ini, Rasulullah menugaskan beberapa sahabatnya untuk mengadang kafilah Quraisy yang kembali dari Syria menuju Makkah.
Mendengar hal tersebut, kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan mengirim utusan ke kaum Quraisy untuk mengerahkan prajurit.
Kaum Quraisy kemudian mengirimkan 1.000 prajurit, 600 di antaranya mengenakan baju besi, 100 kuda memakai baju besi, dan 700 unta. Mereka juga mengirimkan penyanyi yang bertugas untuk menabuh rebana dan menyanyikan lagu hinaan pada prajurit muslim.
Di lain sisi, prajurit muslim memiliki jumlah yang lebih sedikit. Jumlahnya hanya sekitar 300 orang, sebagian dari kalangan Anshar. Rasulullah juga menyertakan 70 unta dan dua hingga tiga kuda.
Sebelum memasuki area peperangan, Rasulullah meminta masukan dari para sahabat, terutama dari kalangan Anshar. Mereka pun memberikan saran dan Rasulullah menerima masukan tersebut.
Rasulullah bersama pasukannya kemudian berjalan hingga mencapai sumber air terdekat. Mereka berhenti dan beristirahat.
Al-Habbab bin Al-Mundzir berkata, \”Wahai Rasulullah, apakah ini wahyu yang diturunkan Allah padamu, agar engkau jangan maju dan mundur darinya? Atau ini hanyalah sekadar pendapat, siasat perang, dan strategi?\” Rasulullah menjawab bahwa perhentian ini merupakan strategi perang.
Al-Habbab bin Al-Mundzir kemudian memberikan saran agar Nabi saw bersama pasukan berjalan ke tempat yang lebih strategis dan memungkinkan kaum muslim untuk memutus sumber mata air Badar dari kaum kafir.MUKJIZAT NABI
10 Mukjizat Nabi Muhammad SAW, Al Quran sebagai Anugerah TerbesarPada akhirnya, kedua pasukan tempur tersebut bertemu di tempat perang. Rasulullah menyiapkan barisan Muslim sambil mendorong mereka untuk bertempur dan menanamkan kecintaan mati syahid.
Beliau bersabda \”Demi Dzat yang ada di diriku dan genggaman-Nya, lalu ia gugur dalam kondisi sabar dan mengharapkan rida Allah serta pantang mundur, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga.\”
Rasulullah kemudian memasuki tenda untuk berdoa bersama sahabat-sahabatnya, di antara doanya adalah \”Ya Allah, aku mengingatkan kekuasaan dan janji-Mu; Ya Allah, jika Engkau binasakan golongan ini (kaum mukmin yang bertempur), Engkau tidak akan disembah di bumi.\”
Tak lama, pertempuran berjalan dengan sangat sengit hingga pada akhirnya berakhir dengan kemenangan di pihak kaum Muslimin.
Pihak Quraisy mengalami kekalahan dengan terbunuhnya 70 orang. Di antara korban tersebut terdapat para pembesar Quraisy, seperti Abu Jahal. Terdapat pula 70 orang lainnya yang menjadi tawanan perang.
Rasulullah kemudian memerintahkan pasukannya untuk mengubur seluruh prajurit yang gugur. Setelah selesai dikuburkan, pasukan Muslim kemudian kembali ke Madinah.
Beberapa sahabat memberi saran tentang tawanan perang yang dibawa pasukan Muslim. Umar menyarankan agar seluruh tawanan perang dibunuh, sedangkan Abu Bakar berpendapat mereka layaknya dibebaskan dengan membayar tebusan. Rasulullah kemudian menerima saran Abu Bakar.
Demikian ringkasan kisah perang Badar. Perang Badar dapat menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk terus berpegang teguh pada agama dan percaya pada Allah Swt. Semoga bermanfaat.