Grab dan Gojek buka suara soal isu yang menyatakan mereka berdua akan merger.
Head of Corporate Communications GOTO Sinta Setyaningsih mengatakan sampai saat ini tidak ada diskusi yang dilakukan perusahaannya terkait rencana itu. Phaknya karena itu tak mau menanggapi rumor yang muncul di pasar.
\”Kami tidak dapat menanggapi rumor di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,\” kata Sinta seperti dikutip dari detik.com.
Segendang sepenarian dengan Sinta, Mayang Schreiber selaku Chief Communications Officer Grab Indonesia menyatakan pihaknya tak mau mengomentari rumor yang beredar di pasar.Isi Penyesalan Tom Lembong Pernah Jadi Bagian dari Pemerintahan JokowiADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,\” katanya.
GOTO Group dikabarkan kembali menjalin komunikasi dengan Grab Holdings di Singapura untuk mendiskusikan rencana merger yang sempat muncul ke publik pada 2020 yang lalu.
Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip dari Tech In Asia, Minggu (11/2), saat ini Grab dan GoTo sedang dalam diskusi awal mengenai berbagai opsi merger.
Salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah Grab mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, ataupun dengan keduanya.
Laporan tersebut juga menyatakan saat ini GOTO semakin terbuka terhadap kemungkinan merger setelah memiliki pimpinan baru. Patrick Walujo baru saja ditunjuk sebagai CEO tahun lalu.
Pada akhir tahun 2020, saat itu Gojek yang belum bergabung dengan Tokopedia dilaporkan sudah menjalin komunikasi dan menetapkan potensi kesepakatan untuk merger. Namun, Gojek akhirnya memilih merger dengan e-commerce unicorn Tokopedia dan go public sebagai GOTO Group.
Namun saat ini saja Tokopedia yang kini menjadi unit usaha GOTO Group telah bergabung dengan induk TikTok, ByteDance. Tokopedia membuka jalan untuk kembalinya TikTok Shop ke Indonesia.
Grab juga dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi platform pesan-antar makanan Foodpanda. Jika kesepakatan ini terwujud, maka Grab akan menjadi pemimpin pengiriman makanan terdepan di wilayah Asia Tenggara.