Perusahaan induk Snapchat, Snap Inc, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 persen karyawan atau setara 500 orang secara global pada Senin (5/2).
Snap memiliki sekitar 5.367 karyawan penuh waktu pada Oktober 2023.
Langkah PHK itu diambil demi melakukan perampingan di tubuh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga ingin mengedepankan pola kerja tatap muka.
Tak hanya itu, PHK juga dilakukan demi menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan.Susi soal Wacana Keran Ekspor Benih Lobster Mau Dibuka Lagi: Gila SajaADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}

\”Menempatkan bisnis kami dalam posisi terbaik untuk melaksanakan prioritas tertinggi kami, dan untuk memastikan kami memiliki kapasitas untuk berinvestasi secara bertahap untuk mendukung pertumbuhan kami dari waktu ke waktu,\” ucap salah seorang juru bicara Snap seperti dikutip dari CNN Business.
Snap memperkirakan akan mengeluarkan biaya sekitar US$$55 juta atau sekitar Rp864,7 miliar hingga US$75 juta atau Rp1,17 triliun untuk restrukturisasi.
Biaya ini terutama dikeluarkan untuk pesangon karyawan yang terdampak PHK tadi.
PHK terbaru di Snap terjadi setelah perusahaan tersebut mengatakan mereka memangkas sekitar 20 persen karyawan globalnya pada Agustus 2022 lalu. Angka tersebut setara dengan sekitar 1.200 karyawan saat itu.

Perusahaan juga memangkas sekitar 3 persen stafnya tahun lalu.
PHK massal telah mengguncang sektor teknologi sejak 2022. Berdasarkan data Layoffs.fyi, sejak awal tahun ini, sekitar 30 ribu pekerja di sektor teknologi telah kehilangan pekerjaan.
Tercatat ada 262.682 PHK di industri teknologi pada 2023. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 164.969 PHK.

By admin