PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mengatakan pasokan pesawat dari sejumlah maskapai saat ini belum pulih dibandingkan 2019. Padahal jumlah penumpang meningkat.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono mengatakan ada peningkatan jumlah penumpang sekitar 1 persen selama periode Ramadan. Namun, maskapai masih sedikit dibandingkan sebelum pandemi.
\”Jadi suplai dari pesawat ini belum kembali seperti saat sebelum pandemi. Jadi untuk meningkatkan agak sulit, tapi demand-nya sudah meningkat seperti dulu sebelum pandemi,\” ujar Maya dalam Media Gathering InJourney Group, Rabu (27/3).
Menurut Maya, kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di negara lain. Namun, ia menekankan masih ada banyak moda transportasi lain yang bisa menjadi pilihan masyarakat untuk mudik lebaran.Profil Harvey Moeis, Suami Sandra Dewi Tersangka Baru Korupsi TimahADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”Kalau untuk airport sendiri memang suplai pesawat secara globally belum kembali seperti saat pre-pandemi di 2019. Jadi ini bukan hanya di Indonesia tapi global fenomena. Tapi kan ada banyak moda alternatif saat ini, kereta dan sebagainya,\” jelas Maya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi sebelumnya mengatakan selama 18 hari Ramadan ini, pergerakan pesawat mencapai 58 ribu. Dibandingkan 2019 recovery rate nya baru mencapai 76 persen.
Dari pergerakan itu, jumlah pesawat yang beroperasi hanya 440 armada, sedangkan pada 2019 ada sebanyak 650 maskapai.
\”Kalau 2019 pesawat yang dioperasikan melayani domestik itu sekitar 650. Kalau sekarang ini baru di level 440. Jadi masih jauh dibanding 2019 walaupun trafiknya diproyeksikan akan 3 persen di atasnya,\” kata Fahmi.
Sementara, selama arus mudik (3-18 April) nanti, InJourney Airports memperkirakan ada sekitar 7,9 juta penumpang yang beraktivitas di 35 bandara miliknya. Kondisi ini sudah sangat normal karena terjadi kenaikan 3 persen dibandingkan 2019.
Bila dibandingkan periode mudik 2023, proyeksi pergerakan tahun ini bahkan naik 10 persen.
\”Jadi boleh dikatakan jumlah trafik yang kita proyeksikan sudah kembali normal, trafik angkutan udara dibandingkan dengan sebelum pandemi covid karena diproyeksikan 2024 ini akan sama bahkan lebih baik dari 2019,\” pungkasnya.