Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Selasa (13/2).
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan momentum pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 akan menjadi sentimen kuat yang mendorong kenaikan IHSG dalam jangka menengah.
Selain itu, kenaikan IHSG juga akan didorong oleh kinerja para emiten yang rata-rata positif di awal tahun ini.
\”Hari ini IHSG berpotensi menguat sedangkan sentimen lain terkait rilis kinerja emiten juga akan turut menjadi faktor penunjang dari kenaikan IHSG dalam jangkah menengah. Hari ini IHSG berpotensi menguat,\” ujarnya William seperti dikutip dari riset hariannya.Bos Bulog dan Badan Pangan Buka-bukaan soal Beras Langka di Toko RitelADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Menurut William, meskipun ada peluang koreksi minor, namun masih dapat terus dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian.
William memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.145 dan resistance 7.307. Ia pun merekomendasikan sejumlah saham, yakni TLKM, EXCL, ISAT, KLBF, GGRM, ITMG, UNVR, BBCA, dan KAEF.
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova juga memperkirakan IHSG bakal menguat dan bisa menuju level resisten.
\”Berdasarkan indikator MACD menunjukkan sinyal golden cross,\” kata Ivan.
Hari ini, Ivan memproyeksi IHSG bakal berada di level support 7.180, 7.099 dan 7.021. Sedangkan level resistennya di 7.350, 7.422 dan 7.503.
IHSG ditutup di level 7.297 pada Senin (12/2). Indeks saham menguat 62,51 poin atau plus 0,86 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp12,01 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,50 miliar saham.
Pada penutupan kali ini, 286 saham menguat, 280 terkoreksi, dan 201 lainnya stagnan. Terpantau enam dari sebelas indeks sektoral perkasa, dipimpin sektor keuangan yang naik 1,06 persen.
Pada penutupan kali ini, 250 saham menguat, 261 terkoreksi, dan 258 lainnya stagnan. Terpantau enam dari sebelas indeks sektoral melemah, dipimpin sektor energi yang turun 0,81 persen.