penerbangan perintis baru terlaksana di bulan Juni 2024 karena sebelumnya sempat terkendala akibat keterbatasan armadaJakarta (ANTARA) – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menandatangani kontrak bersama PT Smart Cakrawala Aviationterkait subsidi angkutan udara perintis penumpang untuk 11 rute Koordinator Wilayah (Korwil) Langgur, di Terminal Bandara PattimuraAmbon, Maluku.
"Kami bersyukur penandatanganan kontrak subsidi angkutan udara Korwil Langgur tahun 2024 dapat terlaksana hari ini,” kata Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suyoko dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Ambar menyampaikan bahwa penerbangan perintis baru terlaksana di bulan Juni 2024 karena sebelumnya sempat terkendala akibat keterbatasan armada.
Dia menyebutkan 11 rute angkutan udara perintis penumpang Korwil Langgur yakni Kupang-Kisar pergi pulang (pp); Langgur-Larat pp; Langgur-Timika pp; Larat-Saumlaki pp; Moa-Kisar pp; Moa-Saumlaki pp; Ambon-Wahai pp; Fakfak-Amahai pp; Ambon-Banda pp; Amahai-Banda pp; dan Ambon-Kisar pp.
Ambar meminta PT Smart Cakrawala Aviation dapat konsistensi dengan jadwal penerbangan.
"Kehadiran penerbangan perintis ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat Maluku, kami meminta PT Smart Cakrawala Aviation sebagai operator penerbangan dapat melayani masyarakat dengan selamat, aman dan nyaman, serta dapat beroperasi sesuai jadwal dan rute penerbangan yang disepakati," tuturnya.
Selain itu Ambar juga berharap Pemerintah Provinsi Maluku dapat memanfaatkan penerbangan subsidi dari pemerintah ini dengan menjamin keterisian penumpang 100 persen sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Maluku.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Mohammad Malawat menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan karena telah memberikan akses konektivitas melalui penerbangan subsidi perintis kepada masyarakat Maluku di wilayah-wilayah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan (3TP).
"Maluku ini terdiri dari 1.340 pulau dan terdapat 19 pulau yang berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Jadi masyarakat Maluku sangat mengidolakan hadirnya penerbangan perintis penumpang ini," kata Malawat.
Malawat menuturkan betapa besar kebutuhan masyarakat Maluku akan penerbangan perintis di wilayah Maluku.
Kondisi laut terbilang ekstrem, sewaktu-waktu cuaca berubah sehingga kapal sangat susah untuk berlabuh dan satu-satunya akses yang bisa dilalui hanya melalui udara.
Malawat juga mengatakan arus pergerakan orang cukup besar di Maluku, karena berbatasan dengan Maluku Barat Daya dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Kami berharap dengan beroperasinya angkutan udara perintis penumpang dapat membantu meningkatkan perekonomian dan pariwisata di Maluku dan sekitarnya,” imbuh Malawat.