Wakil Presiden Indonesia Ma\’ruf Amin mengakui pemerintah kesulitan mengendalikan harga beras. Pengakuan tersebut disampaikan terkait lonjakan harga beras yang terjadi belakangan ini.
Ia mengatakan kesulitan itu dipicu oleh berbagai faktor. Pertama, Ramadan yang semakin dekat.
Maklum, menjelang Ramadan, permintaan beras masyarakat biasanya meningkat. Faktor kedua, cuaca buruk dan Badai El Nino, yang menyebabkan gagal panen.
\”Indonesia memang alami kesulitan panen akibat cuaca ekstrem El Nino,\” kata Ma\’ruf Amin dalam Business Forum with Halal Industry, Auckland, Jumat (1/3).Badan Pangan Bongkar Alasan Risma Tak Ada Tiap Jokowi Bagikan BerasADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Meski kesulitan, Ma\’ruf menerangkan pemerintah tetap berupaya kembalikan beras ke harga normal.
\”Pemerintah lakukan 2 hal. Memastikan stok beras ada dan kendalikan harganya. Nah ternyata, harganya sulit dikendalikan. Mudah-mudahan bisa ada panen dan harganya turun, kita ikuti saja,\” tambah Wapres.
Harga beras terus melesat belakangan ini. Data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, harga beras bahkan tembus Rp18 ribu per kg.
Harga itu merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Demi meredam lonjakan harga beras itu, pemerintah telah mengeluarkan banyak jurus. Salah satunya, membuka lebar-lebar keran impor beras.
Pada 2023, pemerintah mengimpor beras 3,5 juta ton. Sementara pada 2024, impor beras3,6 juta ton. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil gemilang.
Meski realisasi impor beras tembus 3,06 juta ton di 2023, harga beras masih mahal.