Taylor Swift sukses menggemparkan Asia Tenggara dengan konser enam hari berturut-turut di Singapura bulan ini.
Namun, hal itu membuat negara tetangga kesal. Pasalnya, Swift dan pemerintah Singapura diam-diam sepakat untuk menjadikan Negeri Singa sebagai satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang disinggahi The Eras Tour.
Dilansir dari CNN, Selasa (5/3), pemerintah Singapura dihujat habis-habisan lantaran membuat kesepakatan eksklusif itu dengan membayar sejumlah insentif kepada agensi sang mega bintang.
Kebijakan itu dilakukan karena pemerintah setempat meyakini konser Swift akan memberikan angin segar terhadap industri pariwisata dan ekonomi domestik usai babak belur dihantam Covid 19.Cuan Luber Konser Coldplay dan Taylor Swift Dongkrak Ekonomi SingapuraADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Lantas, seberapa dahsyat dampak ekonomi dari konser Taylor Swift di Singapura?
Taylor Swift tampil selama 6 malam dengan berhasil menjual habis tiket sebanyak 300 ribu di Singapura.
Manajer Umum Trip.com Edmund Ong mengungkap tur tersebut membuat layanan jalur udara menuju Singapura melonjak sebesar 186 persen dengan pemesanan akomodasi melesat hampir 5 kali lipat.
Para fans yang rela habiskan isi tabungan mereka untuk bisa bertemu dengan sang bintang.Staf Sri Mulyani Ungkap Proses Pembahasan APBN untuk Presiden BaruDolar Singapura dikenal sebagai salah satu yang terkuat di Asia, sehingga segala sesuatu memang lebih mahal bagi para wisatawan dari negara tetangga. Sebagai gambaran, PDB per kapita Singapura mencapai US$83 ribu, 23 kali lebih besar dari Filipina yang hanya sekitar US$3.500 per tahun.
\”Saya dan teman-teman menghabiskan kurang lebih $2 ribu (Rp 31,4 juta) untuk tiketnya (Taylor Swift) dan akomodasi transportasi dari negara kami,\” ucap penggemar asal Filipina, Christel Kaye Kuan.
Ekonom HSBC ASEAN Yun Liu menaksir konser akbar Swift itu menyumbang 10 persen dari PDB dari sektor layanan darmawisata di Singapura.
Sementara, sejumlah ekonom dari Maybank memperkirakan 70 persen penontonnya diisi oleh turis asing yang menghabiskan US$370 juta atau Rp5,8 triliun di Singapura.Blak-blakan Sri Mulyani soal Sulitnya Kerek Rasio Pajak RIMenanggapi kerja sama Singapura dan Taylor, Anggota Parlemen Filipina Joey Salceda kecewa. \”Itu bukanlah hal yang dilakukan oleh negara tetangga yang baik,\” ujar Joey.
Tak tinggal diam, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong langsung membalas kritik itu.
\”Kami bukannya \’tidak bersahabat\’, kami merundingkan perjanjian dengan Taylor Swift untuk datang ke Singapura saja, tentu ada insentif yang diberikan dan disetujui olehnya, dan saya tidak lihat itu adalah tindakan yang salah\” tutur Lee, dalam konferensi pers di Melbourne di tengah kunjungan negaranya ke Australia.
Sempat beredar kabar dana hibah untuk Taylor Swift, Menteri Kebudayaan Singapura Edward Tong memastikan isu tersebut salah.
\”Dana itu tidak akurat dan tidak seperti yang diperkirakan publik,\” ujar Edward pada awal pekan ini.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin sebelumnya mengklaim Singapura membayar Taylor Swift US$3 juta atau sekitar Rp47,2 miliar per pertunjukan, Jumat (16/2).
Perputaran uang dari konser Taylor Swift ini dinilai sangat berpotensi untuk meningkatkan ekonomi Singapura.
Rangkaian The Eras Tour Taylor Swift sendiri digadang-gadang menjadi tur dengan pendapatan kotor tertinggi sepanjang masa dengan nilai mencapai US$1 miliar atau Rp16,1 triliun.