Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti memberikan pandangan terkait nasib Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di era Prabowo Subianto jika kelak terpilih jadi presiden.
Prabowo berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan IKN. Kendati demikian, Esther mengatakan prosesnya bakal tetap tidak mudah.
Esther menilai perpindahan ibu kota itu bukan hal yang sederhana. Ia mengatakan para aparatur sipil negara (ASN) akan dipindah ke IKN, tentu keluarga ASN pun biasanya ikut pindah. Untuk menampung mereka, pembangunan infrastruktur harus digenjot juga.
\”Nanti anggarannya kan tidak hanya untuk bangun gedung, tetapi harus infrastruktur (lainnya), jalannya, dan seterusnya,\” tutur Esther dalam Podcast Money Honey CNN Indonesia tayang Jumat (8/3).Blak-blakan Sri Mulyani soal Utang BLBI Rp75 T Usai Tak Ada Mahfud MDADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Tak berhenti sampai di situ, saat ibu kota pindah, tentu sistem pun akan pindah. Menurut, Esther, hal ini tidak efektif. Apalagi, jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi.
Ia lantas menyinggung teori Solow Growth yang menyatakan salah tiga faktor pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan sumber daya manusia, modal, dan penguasaan teknologi. Pembangunan IKN tidak begitu genting dibandingkan tiga faktor itu.
Soal investasi, Esther menilai asing sebenarnya tertarik untuk berinvestasi di IKN. Terlebih, Indonesia merupakan destinasi negara untuk berinvestasi terfavorit setelah China dan Vietnam. Namun, masih ada sejumlah permasalahan yang membuat mereka maju-mundur.
Permasalahan itu, imbuh Esther, seperti pembangunan infrastruktur yang belum merata hingga kepastian hukum.
\”Masih tidak pasti hukumnya, regulasinya. Ganti menteri, ganti regulasi. Ganti presiden, ganti ini-itu\” jelas Ester.
Memang, pemerintah memberikan insentif pajak untuk investor asing. Namun, ia melihat masih banyak investor yang kebingungan cara mengajukan itu.
\”Nah seperti itu, yang membuat kita sekarang masih relatif tertinggal dari China dan Vietnam,\” tutup Esther.