Dalam beberapa waktu ke belakang, gejala demam berdarah dengue (DBD) disebut mengalami perubahan. Tak ada lagi bintik-bintik merah yang dialami pasien.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi membenarkan adanya laporan terkait. Gejala klinis berupa bintik-bintik merah tak lagi ditemukan.
\”Jadi, orang bisa demam, tiga hari kemudian tiba-tiba masuk ke dalam kondisi syok tanpa ada gejala perdarahan,\” ujar Nadia usai konferensi pers Hospital Based di Jakarta, Senin (6/5), mengutip detikHealth.
Namun demikian, menurut Nadia, hal ini perlu ditelaah lebih lanjut. Ia menduga gejala bintik-bintik merah tetap ada, namun tersembunyi di bagian tubuh tertentu.
\”Memang agak sulit [ditemukan] karena bintik-bintik merah itu, kan, tempatnya tersembunyi. Mungkin di punggung tangan, di punggung badan, sehingga tidak jelas,\” katanya.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Pilihan RedaksiCatat, Begini Cara Mendapatkan Vaksin DBD di IndonesiaKemenkes Sebut Ada 621 Kematian Akibat DBD di RI hingga April 20243 Besar Daerah Kasus DBD di RI Saat Ini: Bandung, Tangerang, dan BogorPakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut, perbedaan gejala DBD yang terjadi pasca-pandemi utamanya terjadi di daerah dengan kasus penularan tinggi seperti Jawa Barat.
Tak ada lagi gejala klasik seperti bintik merah dan mimisan yang biasanya terjadi saat kadar trombosit nge-drop. Hal ini, menurut Dicky, berhubungan dengan Covid-19.
\”Ini jelas satu hal yang berkaitan dengan imunitas atau reaksi imun yang cukup kompleks untuk diketahui. Artinya, menurut saya, ya, bisa jadi ada pengaruh dari seseorang setelah dia terinfeksi Covid-19. Karena, bicara Covid-19, kan, ada perubahan dalam imunitas seseorang. Jadi dia lebih rentan sebetulnya,\” jelas Dicky.
Hal ini, lanjut Dicky, menandakan bahwa bahaya Covid-19 tak lantas hilang meski pandemi telah dinyatakan usai. Pasien yang mengalami gejala long Covid, terpapar virus lebih dari dua kali, dan yang belum mendapatkan vaksinasi berisiko mengalami perubahan gejala tersebut.