Bisa bertemu Paus Fransiskus tentu menjadi harapan dari puluhan ribu umat Katolik yang ada di tanah air. Namun, bocah 5 tahun bernama Meru, barangkali menjadi orang yang paling menginginkannya untuk mendapat berkat dari Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik itu.
Meru bersama kedua orang tua dan adiknya yang baru berusia 6 bulan, berada di antara 100 anak yang menanti kedatangan Paus Fransiskus di Gedung Grha, Gereja Katedral, Jakarta, pada Rabu (4/9).
Pada Juli lalu, Meru divonis menderita penyakit kanker otak. Hasil diagnosis dokter menyatakan terdapat tumor sepanjang 5 cm yang bersarang di batang otak Meru. Tidak ada tindakan medis yang bisa menyembuhkan sakit Meru.Pilihan RedaksiPaus di Istana: Kekerasan Timbul karena Kekuasaan Paksa PenyeragamanKeramahan Paus Fransiskus Membaur Tanpa Sekat Sapa Jurnalis di PesawatPaus Fransiskus Pakai Sepatu Tua \’Lusuh\’ saat di RI, Apa Alasannya?\”Meru sudah menjalani 18 kali kemoterapi dari 30 kali jadwal kemoterapi. Berbagai upaya sudah kami lakukan, semata-mata hanya untuk mengurangi ukuran tumor, dengan harapan bisa memperlambat pertumbuhan tumor tersebut,\” ujar Deo Grasianto, ayah Meru dalam rilis yang diperoleh dari 5P Global Movement.
Meru harusnya masuk sekolah, di salah satu TK di bilangan Pulo Gebang. Namun, sejak mendapat vonis kanker, kondisi Meru jauh menurun.
Dari anak yang aktif, suka pergaulan, Meru sekarang tidak bisa bergerak normal, tidak bisa lancar berbicara, tidak bisa makan secara normal, dan terganggu penglihatannya.
\”Dia masih bertanya, kapan saya masuk sekolah dan bertemu dengan teman-teman saya. Apa bekal yang nanti saya bawa ke sekolah. Dia sangat excited, ketika sesekali kami mengundang teman-teman kelasnya datang ke rumah. Itu hiburan dan penguatan terbesar untuk Meru,\” ungkap Deo.
Dia menambahkan, Meru sudah kami perkenalkan dengan Bapa Paus Fransiskus. Dia mengenal Paus Fransiskus dari sebuah foto, ketika sedang menerima minyak suci di Gereja Pulo Gebang.
\”Meru, kalau nanti ada yang bertemu Meru, itu Bapa Paus Fransiskus. Bapa Paus akan memberkati Meru,\” kata Deo.
Dengan tegar, ayah Meru berharap, pertemuan Meru dengan Bapa Paus Fransiskus bisa terwujud.
\”Kami sudah menjalani berbagai tantangan sejak dari Juli. Doa kami saat ini adalah berserah dan percaya kepada kehendak Tuhan. Mungkin Tuhan punya rencana terhadap Meru dengan sakit yang dia derita. Tetapi, kalau boleh Tuhan izinkan, biarkan Meru bisa panjang usianya,\” kata dia.
Seperti diketahui, Meru dan 100 anak hadir di Gereja Katedral sebagai bagian dari Hari Anak Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), terinspirasi dari Hari Anak Sedunia 2024 (World Children\’s Day/WCD) yang diluncurkan untuk pertama kalinya oleh Paus Fransiskus pada 22 Mei lalu di Vatican.
Dengan tema \”Anak Indonesia Sehat, Bersahabat, dan Menjadi Berkat,\” KAJ yang didukung penuh oleh 5P Kids, inisiatif global di bawah naungan 5P Global Movement, bakal mengundang 1000 anak pada Hari Anak KAJ, Oktober mendatang.
\”Kita perlu menimba inspirasi dari kedatangan Paus Fransiskus dan kehadiran Meru. Anak-anak membutuhkan perhatian penuh kita, karena merekalah generasi emas Indonesia ke depan. Anak-anak juga perlu saling bersahabat, berbela rasa, peduli satu sama lain,\” tegas Sekjen Keuskupan Agung Jakarta Pastor Adi Prasojo.
Sementara itu, Co-Founder 5P Global Movement Arsjad Rasjid mengatakan, banyak anak yang kurang beruntung dan tidak berdaya berhadapan dengan berbagai tantangan yang tidak bisa dielakkan setiap hari.
\”Misi 5P adalah membantu anak-anak di seluruh dunia mendapatkan hak-haknya dan memiliki masa depan yang lebih baik,\” ujarnya.