Selama bulan Ramadhan 2024, CNNIndonesia.com menghadirkan program Tanya Jawab Seputar Islam atau TAJIL. Pada episode ke-10 kali ini, TAJIL membahas tentang kisah pembunuhan Qabil dan Habil.
Pembicara:
Ketua MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz Syukron Makmun
Jawab:
Di antara kisah perjalanan hidup para nabi, kisah kedua putra Nabi Adam AS menjadi kisah yang sering kita dengar, kisah tentang Qabil dan Habil.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Kedua putra Nabi Adam AS ini memiliki profesi yang berbeda. Qabil adalah seorang petani, sementara Habil adalah seorang peternak.
Syariat Nabi Adam AS mengharuskan kepada semua orang di masa itu yang memiliki hasil usaha untuk itu mempersembahkan hasil usahanya kepada Allah SWT.Pilihan RedaksiBenarkah Pamer di Media Sosial Bisa Sebabkan Penyakit \’Ain?Tak Dapat Nafkah Batin dari Suami, Bolehkah Istri Minta Cerai?Bagaimana Jika Tak Sengaja Mimpi Basah saat Berpuasa?Diterima atau tidaknya persembahan tersebut atau amal ibadah pada saat itu ditandai dengan turunnya api dari langit.
Kalau nanti api tersebut membakar apa yang dipersembahkan, maka persembahan tersebut diterima oleh Allah SWT.
Apabila api kemudian tidak membakar hasil usaha orang tersebut yang dipersembahkan kepada Allah, maka itu menandai Allah tidak menerima amalan mereka.
Pada masa itu, Habil memiliki begitu banyak hewan untuk dia persembahkan kepada Allah dan dia pilih hewan yang terbaik, yang paling gemuk, yang paling mahal, dan yang paling sehat.
Ketika kemudian api langit turun kemudian membakar hewan tersebut, menandakan bahwa amalannya Habil diterima oleh Allah SWT.Sementara Qabil, mempersembahkan bagian terburuk dari pertaniannya, sehingga saat api turun dari langit untuk membakar, api tersebut tidak membakar dan memakan hasil yang dipersembahkan oleh Qabil sebagai tanda bahwa Allah tidak menerima amal ibadah yang dipersembahkan oleh Qabil.Ilustrasi. Kisah pembunuhan QabilĀ dan Habil. (iStock/leolintang)Ini melahirkan sifat hasut di hati, antara Qabil dan Habil. Kemudian ini ditambah dengan kisah perjodohan mereka.
Bahwa Qabil mendapatkan istri yang tidak cantik, sementara Habil mendapatkan istri yang cantik.
Kejadian ini menjadi akumulasi kebencian Qabil kepada Habil. Maka terjadi-lah kejahatan kemanusiaan pertama di muka bumi ini, pembunuhan Qabil atas saudaranya Habil.
Waktu saya mempelajari kisah ini, guru saya mengatakan betapa dahsyatnya kejahatan yang lahir dari iri hati, sifat hasut, enggak suka melihat kebahagiaan orang lain.
Kalau sifat ini dipupuk dan dilestarikan di dalam hati, maka dia tidak akan membuahkan, kecuali kejahatan paling besar, penghilangan nyawa atas orang lain yang dosanya dikatakan sebagai dosa terbesar manusia kepada Allah setelah dia bersekutu kepada Allah.TAJIL
Doa Apa yang Bisa Dibaca saat Sujud di Rakaat Terakhir?Maka kita di dunia ini harus menghindari sifat hasut. Kita harus merasa yakin bahwa ikhtiar usaha yang kita lakukan itu dibangun dengan keikhlasan dan kebersihan hati.
Menerima apa yang kemudian menjadi takdir kita. Itu juga bagian dari cara kita untuk berbahagia di dalam hidup ini.
Kalau kita memiliki hati yang tulus beribadah kepada Allah, hati yang tulus menerima apa yang menjadi takdir kita, kita punya kemampuan untuk mengatur diri kita agar tidak mengatur ketentuan Allah, mengatur diri kita untuk menerima apa yang menjadi takdir dan nasib kita. Itu adalah puncak kebahagiaan setiap orang.
Puncak kehancuran setiap orang saat hatinya selalu berontak dengan apa yang menjadi takdir orang lain. Dia tidak menerima itu sebagai ketentuan Allah melahirkan sifat iri hati, benci, dan kebencian.
Semua itu hanya akan bermuara kepada dosa yang akan mengantarkan manusia ke dalam api neraka.

By admin