Mayoritas bisnis di Indonesia adalah usaha keluarga (family business) yang dimiliki bersama oleh beberapa anggota keluarga. Namun, tidak banyak bisnis keluarga yang bisa bertahan selama beberapa generasi.
Salah satu penyebabnya adalah karena kurang cepat dalam melakukan adaptasi dan transformasi sesuai perubahan zaman. Salah satunya adanya pergeseran angkatan kerja ke mayoritas milenial dan Gen Z, yang memiliki prinsip dan lifestyle yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Angkatan kerja tersebut ternyata lebih peduli dengan isu ESG yang terdiri dari aspek Environment (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Kebijakan). Dengan demikian, perusahaan yang tidak memperhatikan isu ini menjadi kurang diminati oleh pasar, konsumen maupun pencari kerja.
Spesialis Branding Family Business di Indonesia, Amelia Sidik, PhD menyatakan bahwa \”rumus untuk mendapatkan kepercayaan konsumen telah berubah. Kualitas produk dan layanan yang baik, meskipun penting, tidak lagi cukup. Komitmen terhadap ESG dan kemampuan untuk menyampaikannya dengan konsisten sangat penting untuk memastikan keberlanjutan perusahaan\” ujarnya.
Ia melanjutkan, dalam sebuah bisnis keluarga, dua generasi berbeda bisa bersama-sama terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini bisa menjadi kekuatan karena mengkombinasikan hal-hal terbaik dari keduanya, pengalaman dari generasi orang tua dan wawasan baru dari generasi anak.
Namun, hal ini juga bisa menjadi penghambat jika kedua generasi tidak berkomunikasi secara intensif dan terbuka dalam menjembatani perbedaan pendapat.
Oleh karena itu, komunikasi sebagai anggota keluarga maupun sebagai rekan bisnis perlu didasari kesadaran bahwa kedua generasi sebenarnya sama-sama bertujuan memajukan perusahaan. Jadi perbedaan pendapat tentang cara mencapai tujuan perlu dibahas bersama.(Foto: Arsip Mataran Paint)Berdasarkan PWC\’s Global Family Business Survey 2023, ada tiga transformasi penting yang perlu dilakukan untuk sustainability:
1. Transformasi untuk membangun kepercayaan konsumen
Sebagian besar bisnis keluarga yang sudah berdiri puluhan tahun punya banyak konsumen yang sudah percaya pada mereka. Tapi kepercayaan ini bisa menurun jika perusahaan hanya berorientasi pada aspek finansial dan mengabaikan aspek ESG.
2. Transformasi untuk membangun kepercayaan karyawan
Salah satu aspek penting untuk keberlanjutan perusahaan adalah kemampuan untuk menarik dan mempertahankan SDM yang berkualitas. Pencari kerja usia milenial dan Gen Z yang berkualitas memiliki kepedulian terhadap aspek ESG perusahaan.
3. Transformasi untuk membangun kepercayaan publik
Kebijakan penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan bisnis wajib diterapkan secara profesional dan melibatkan ahlinya, seperti perusahaan yang bukan bisnis keluarga. Jadi bukan berdasarkan hierarki hubungan keluarga.(Foto: Arsip Mataram Paint)Salah satu perusahaan keluarga yang telah menerapkan transformasi ini adalah PT Mataram Paint, pabrik cat dari Surabaya yang sudah ada sejak pasca kemerdekaan. Freddy Pangkey dan Iwan Kusmarwanto sebagai penerus generasi kedua, membagi pengalamannya menerapkan ESG.
Hal ini dapat dicapai dengan beberapa langkah, mulai dari mengembangkan produk yang ramah lingkungan, membangun pabrik baru yang hemat energi dengan lingkungan kerja yang nyaman, hingga memanfaatkan teknologi digital untuk operasional internal maupun promosi eksternal.
Di samping pembaruan di atas, ada warisan dari masa kepemimpinan ayahnya yang sudah dipelajari Freddy sejak muda dan masih diterapkan hingga kini.
Karyawan-karyawan PT Mataram Paint yang bekerja di masa kepemimpinan Pak Njoo dan Sumantri bercerita bahwa beliau sengaja membangun iklim kekeluargaan dalam perusahaannya. Hal inilah yang menciptakan loyalitas karyawan dan berdampak baik bagi perusahaan itu sendiri.
Bisnis keluarga yang ditekuni Freddy telah menciptakan sejumlah keunggulan, seperti kompetensi, jejaring sosial, dan nilai bisnis yang kuat. Kompetensi yang kuat diperoleh melalui pengalaman dan pembelajaran yang panjang.
Jejaring sosial yang kuat juga dibangun melalui hubungan yang terjalin dengan berbagai pihak, termasuk pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis yang terus terjaga komunikasinya. Serta komitmen terhadap kualitas, inovasi, dan tanggung jawab sosial menjadi wujud nilai bisnis yang kuat.
Bisnis keluarga yang memiliki keunggulan-keunggulan tersebut dapat menjadi landasan yang kuat bagi ekonomi Indonesia. Secara lebih luas, dampak family business terhadap negara adalah dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.