Pria Jerman berusia 62 tahun mendapatkan 217 kali suntikan vaksin Covid-19. Hasilnya, tak ada dampak signifikan terhadap kondisi kesehatannya.
Sudah berapa kali Anda vaksinasi Covid-19? Tentu jumlahnya tidak akan mengalahkan seorang pria asal Magdeburg, Jerman ini.
Pria berusia 62 tahun ini melakukan suntik vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam kurun waktu 29 bulan atau selama Juni 2021 – November 2023.
Kasus ini diteliti dan dituangkan dalam jurnal Lancet Infectious Disease.
Hasilnya, disimpulkan bahwa \’vaksinasi berlebihan\’ yang dilakukan tidak menimbulkan dampak merugikan. Suntikan vaksin yang banyak ini juga tak secara signifikan meningkatkan atau memperburuk respons kekebalan tubuhnya.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Pilihan RedaksiWHO Peringatkan Kasus Campak di Eropa Naik 30 Kali LipatKabar Baik, Minum 3 Cangkir Teh Setiap Hari Bisa Bikin Panjang UmurAlergi Ternyata Bisa Sembuh, Begini CaranyaKilian Schober, penulis senior studi dan peneliti di Friedrich-Alexander University Erlangen-Nürnberg, menyebut bahwa pria itu setuju untuk memberikan sampel darah dan air liurnya.
Saat itu, ia sudah mendapatkan 213 kali suntikan vaksin dan masih ditambah empat kali suntikan.
Secara total, ia mendapat 8 formulasi vaksin, termasuk vaksin mRNA dari Pfizer/BioNTech dan Moderna, vaksin berbasis vektor dari Johnson & Johnson, dan vaksin protein rekombinan dari Sanofi.
Peneliti pun menganalisis senyawa kimia dalam darah pria tersebut. Tak ditemukan adanya kelainan dalam darah.
Dari sisi sistem kekebalan, vaksinasi berlebihan dalam kasus ini memang meningkatkan kuantitas sel T dan sel B. Namun, peningkatan ini tak memengaruhi kualitas sistem kekebalan adaptif.
Sistem kekebalan adaptif adalah bagian dari sistem imun yang belajar mengenali dan merespons patogen tertentu sepanjang hidup. Dalam sistem ini, ada dua sel utama yakni sel T dan sel B.Ilustrasi. Hipervaksinasi atau penyuntikan vaksin secara berlebih tak berdampak signifikan terhadap kekebalan. iStock/ozgurdonmaz)\”Jika Anda mengambil kiasan sistem kekebalan sebagai tentara, jumlah tentaranya lebih banyak, tetapi tentara itu sendiri tidak berbeda,\” kata Schober, seperti dilaporkan CNN.
Namun demikian, Schober mengatakan bahwa studi ini masih bersifat individual dan hasilnya tidak dapat digeneralisasikan.
Peneliti juga tidak mendukung hipervaksinasi atau vaksinasi dalam jumlah banyak sebagai strategi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
\”Manfaatnya tidak jauh lebih besar dari Anda mendapatkan vaksinasi tiga kali,\” katanya.