Sekarang sudah kelas 12, sebentar lagi akan masuk kuliah. Akan kami fasilitasi untuk lanjut kuliahJakarta (ANTARA) – Kementerian Sosial (Kemensos) membantu pengobatan Idral Harits Sabban (17) remaja Desa Wahai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, yang menderita Sups Harlequien atau Dermolisis Bulosa penyebab kondisi 90 persen kulit tubuh melepuh.
Dalam rilis yang disiarkan di Jakarta, Rabu, Kepala Sentra Meohai Fepi Rubianti mengatakan Kemensos memberikan rujukan Idral ke Poliklinik Dermatologi Pedriatik RSCM Jakarta, sebelumnyapihaknya telah merujuk Idral ke dua rumah sakit di Ambon.
“Kemarin sempat dirawat karena HB-nya turun. Tapi sekarang sudah naik lagi,” ujarnya.
Tidak hanya Idral, ibu kandungnya pun dibawa untuk mendampingi. Sebelumnya Kemensos juga telah memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa bantuan pemenuhan hidup layak dan perlengkapan perawatan luka pada kulit sesuai hasil asesmen dan arahan dokter.
Rencananya, ibu kandung Idral akan diberikan bantuan kewirausahaan setelah perawatan selesai.
Untuk bantuan sosial, Kemensos telah berkoordinasi dengan pihak terkait agar Idral dan keluarganya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan bisa mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Selama inistatus DTKS keluarga Idral terganjal NIK yang tidak padan dengan data Dukcapil.
Sementara untuk keberlanjutan pendidikan Idral, pihaknya akan memfasilitasi akses pendidikan lanjutan. Selain rencana kuliah, Kemensos juga melunasi tunggakan biaya pendidikan yang mencakup biaya ujian dan komite.
“Sekarang sudah kelas 12, sebentar lagi akan masuk kuliah. Akan kami fasilitasi untuk lanjut kuliah,” ucapnya.
Meski menderita penyakit, Idral tetap berhasil mengelola kepercayaan dirinya dan selalu mendapat peringkat tiga besar di sekolah. Oleh karena itusemangat Idral pada pendidikan menjadi perhatian serius Kemensos.
Sudah 17 tahun Idral pasrah dengan kondisinya yang mengalami sakit kulit. Atas kepedulian Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharinipada minggu (10/3) Idral lantas diboyong ke Jakarta untuk mendapatkan proses pengobatan.
Informasi tentang remaja asal Desa Wahai Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, itu pertama kali dilaporkan oleh pendamping sosial ke Command Center 171 milik Kemensos dan kemudian ditindaklanjuti oleh Sentra Meohai di Kendari.
Penghasilan orang tuanya yang bekerja sebagai nelayan tentu tidak dapat menutupi biaya pengobatan Idral. Karena itubantuan dari Kemensos sangat berarti bagi Idral dan keluarganya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Ibu Menteri Sosial yang telah membawa saya berobat ke Jakarta,” kata Idral.