Surabaya (ANTARA) – DPC PERADISurabaya bersama pemerintah kota (pemkot) setempat menginisiasiProgram "Pos Bantuan Hukum di 1.368 Balai RW" dan tercatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Penyerahan piagam rekor MURI itu dilaksanakan di Balai Kota Surabaya seusai pelaksanaan Hari Jadi ke-731 tahun Ibu Kota Jawa Timur ini (HJKS), Jumat.
"Hari ini diluncurkan dan ada penandatanganan MoU pembentukan pos bantuan hukum di tingkat RW, kami catat ini sebagai rekor terbanyak," kata Direktur Operasional MURI Jusuf Ngadri di Balai Kota Surabaya.
Dia menyebut upaya pendampingan hukum di 1.368 balai RW merupakan bentuk kepedulian yang ditunjukkan oleh organisasi advokat tersebut dan Pemkot Surabaya kepada masyarakat.
"Bukan sekadar rekor di Indonesia, tetapi dunia. Kenapa seperti itu? Karena tidak ada dimana pun pos bantuan hukum yang dibuka serentak di 1.368 balai RW dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya ke-371 tahun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPC PERADIKota Surabaya Hariyanto menyatakan secara teknis pelaksanaan pelayanan di setiap balai RW melibatkan mahasiswa fakultas hukum dari beberapa universitas.
"Di antaranya itu 300 mahasiswa Unair, 130 mahasiswa Universitas Hang Tuah, 100 mahasiswa Uinsa, 150 mahasiswa Unesa, kemudian lainnya ada dari Ubhara, Ubaya dan Universitas Wijaya Kusuma," ucapnya.
Dia menyatakan bantuan hukum yang dibuka difokuskan bagi masyarakat tidak mampu, sehingga pihaknya tak memungut biaya sepeser pun.
"Konsultasi juga sama tidak dibedakan dia siapa, semuanya gratis di balai RW. Ini bentuk tanggung jawab kepada masyarakat Surabaya, kami juga bagian dari masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pos bantuan hukum ini menjadi cermin kegotongroyongan seluruh warga dalam menjamin kesetaraan hak.
"Hari ini PERADImenunjukkan itu, dengan hadir memberikan bantuan kepada masyarakat," kata Wali Kota Eri.
Eri optimistis langkah yang dilakukan PERADI ini membuka jalan bagi organisasi profesi lainnya semakin berkontribusi untuk kesejahteraan di Kota Surabaya.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa selain terima kasih dan syukur kepada Allah, karena masih banyak orang yang berbesar hati untuk Surabaya," tuturnya.