TRIBUNNEWS.COM, IRAN -Kawasan Timur Tengah seakan tak pernah berhenti dari konflik.
Kali ini Iran menyatakan bersiap untuk perang dengan Israel.
Iran juga memberikan peringatan keras kepadaAmerika Serikat (AS) sekutu Israel agar tidak ikut campur.
Sikap Iran berawal dariserangan Israel ke konsulatnya di Suriah.
Tepatnya pada 1 April, kantor berita Suriah SANA melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan terhadap sebuah bangunan di Damaskus.
Media Iran mengatakan bahwa konsulat Iran adalah sasaran serangan itu.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu telah menewaskan tujuh penasihat militer, termasuk Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji-Rahimi.
Televisi pemerintah memperlihatkan para demonstran membawa gambar orang-orang yang terbunuh dan membawa spanduk serta slogan-slogan seperti \”Matilah Israel\” dan \”Matilah Amerika\”.
Mantan komandan Garda Mohsen Rezaei, mengomentari kemungkinan pembalasan terhadap Israel, mengatakan, \”Keputusan telah dibuat. Ini pasti akan dilaksanakan,\” menurut situs semi-resmi baru Tasnim. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Sikap Iran
Sikap Iran diutarakan Hizbullah, yang merupakan proksi utama Iran di Timur Tengah.
“Iran memperingatkan AS untuk tak terperosok dalam jebakan Netanyahu,” bunyi pernyataan tertulis Wakil Kepala Staf untuk Urusan Politik Presiden Iran Mohammad Jamshidi di media sosial X dikutip dari NDTV.
“AS lebih baik minggir sehingga tak menjadi sasaran. Sebagai respons, AS meminta Iran untuk tak menyerang target Amerika,” tambahnya.
AS sendiri belum berkomentar atas pesan yang dikirimkan Iran.