Amerika Serikat menangkap tentara sekaligus analis intelijen Angkatan Darat, Korbein Schultz pada Kamis (7/3) usai diduga menjual rahasia militer soal strategi perang ke China.
Menurut rilis Kementerian Pertahanan AS penangkapan tersebut menunjukkan tindakan pengkhianatan.Haiti Makin Mencekam, Pelabuhan hingga Rumah Sakit Ditutup\”Kementerian Kehakiman berkomitmen mengidentifikasi dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melanggar sumpah untuk melindungi rahasia bangsa kita,\” demikian pernyataan Kemhan AS, dikutip Reuters.
Rilis Kemenhan juga menyebut Schultz menerima bayaran sekitar US$42.000 atau sekitar Rp654 juta dengan menjual informasi.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Dia memberi informasi ke seseorang yang diyakini tinggal di Hong Kong soal rencana strategis perang AS jika China menyerang Taiwan.

Taiwan menjadi bara perselisihan antara AS dan China selama ini. Pulau tersebut ingin memisahkan diri dari Negeri Tirai Bambu.
Dalam beberapa gelagat, AS seperti mendukung kemerdekaan pulau itu, sementara Negeri Tirai Bambu gigih akan merebut wilayah itu dengan cara apa pun.Biden Semprot Netanyahu: Bantuan Kemanusiaan Tak Bisa Jadi Alat TawarDalam rilis itu juga tertuang dakwaan jaksa federal terhadap Schultz. Ia didakwa melakukan konspirasi mengungkap informasi pertahanan nasional, mengekspor partikel pertahanan dan data teknis tanpa izin, serta menyuap pejabat publik.
\”[Schultz] menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan keamanan rakyat Amerika,\” kata Asisten Jaksa Agung di AS Matthew G Olsen, dalam rilis resmi.

By admin