TRIBUNNEWS.COM -Seorang pejabat senior Angkatan Udara Ukraina dikabarkan mengatakan tidak tertarik dengan sumbangan jet F/A-18 Hornet dari Australia.
Ia mengatakannya kepada dua orang warga Australia yang menjadi kontraktor pertahanan di Kyiv tahun lalu.
\”Kami tidak ingin sampah Anda beterbangan,\” kata salah satu warga Australia itu, kepada The Australian Financial Review, Selasa (30/1/2024).
Komentar itu berkaitan dengan alotnya kesepakatan Kementerian Pertahanan Australia untuk mengirim 41 jet F/A-18 Hornet bekas ke Ukraina, yang sedang berperang melawan Rusia.
Meski bukan sekutu Ukraina, Australia berniat untuk menyumbangkan jet F/A-18 Hornet milik mereka yang sudah tidak dipakai sejak tahun 2021.
Pejabat Australia nampaknya enggan memberikan kendaraan yang masih digunakan, termasuk jip lapis baja Hawkei.
Mereka juga belum memenuhi permintaan Ukraina akan helikopter angkut MRH-90 Taipan, yang dianggap Australia sebagai peralatan yang tidak diperlukan.
Selama perang, ada banyak pihak militer Ukraina yang mengirim sinyal beragam ke Australia tentang apa yang diinginkannya atas nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Hal ini membingungkan pihak Australia dan pemerintah Ukraina sulit memenuhi syarat birokrasi Australia.
Australia Ingin Kirim 41 Jet F/A-18 Hornet ke Ukraina
Pada Maret 2023, Australia ingin menyumbangkan pesawat tempur jet F/A-18 Hornet ke Ukraina.

Pada Mei 2023, Amerika Serikat (AS), yang memproduksi jet itu, setuju dengan usulan Australia karena Ukraina sedang membutuhkan pertahanan udara dari serangan Rusia.
Jet F/A-18 Hornet dari Australia itu cocok untuk landasan pacu di medan perang.
Namun beberapa bulan kemudian, Ukraina tiba-tiba melobi AS dan negara Eropa Barat untuk meminta bantuan jet F-16.

Denmark, Norwegia, dan Belanda setuju untuk menyerahkan sebagian jet F-16 milik mereka ke Ukraina.

By admin