Cerdiknya Putra Mahkota Arab Saudi Hadapi Manuver AS, Ronaldo Bagian dari Taktik Status Paria Jadi Juara
Pada November lalu, ribuan warga Saudi berkumpul di jalan-jalan Riyadh untuk merayakan kemenangan berani penguasa mereka, Mohammed bin Salman.
Saat itu, Arab Saudi mengalahkan Italia dan Korea Selatan, dinobatkan sebagai tuan rumah World Expo 2030, sebuah pameran global yang akan menarik miliaran investasi dan ribuan pengunjung ke kerajaan gurun pasir tersebut.
Keputusan tersebut merupakan sebuah keberhasilan bagi putra mahkota dalam upayanya untuk membentuk kembali citra global Arab Saudi.
Image ini sebagai bagian dari Proyek Visi 2030 yang menjadi andalan khas dalam kepemimpinannya.
Ini akan membuat Arab Saudi beralih dari ketergantungannya pada bahan bakar fosil menjadi pusat inovasi dan teknologi global.
Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri sesi \’Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global\’ sebagai bagian dari KTT G20 di New Delhi pada 9 September 2023. (EVELYN HOCKSTEIN / POOL / AFP)
Dianggap AS Berstatus Paria
Namun enam tahun yang lalu, ceritanya sangat berbeda.
Perilaku otoriter Putra Mahkota Mohammed bin Salman, berbanding terbalik dengan citra sebagai seorang reformis, menjadi pusat perhatian global.
Putra mahkota Arab Saudi itu menghadapi isolasi global setelah pembunuhan brutal dan mutilasi sosok Jamal Khashoggi.
Menurut CIA, pembunuhan Khashoggi yang berlabel sebagai pembangkang, kemungkinan besar dilakukan atas perintah langsung sang putra mahkota.
Presiden AS
Adapun Senator Partai Republik AS, Lindsay Graham mencapnya sebagai \”pembunuh yang tidak bersalah\”.
Para analis dilansir Insider menilai, Putra Mahkota Mohammed bin Salman kini membalikkan status itu, dari Paria menjadi Juara dengan sejumlah cara cerdik.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman dianggap mampumemanfaatkan ekonomi, diplomasi, dan kekayaan besar Arab Saudi untuk mendapatkan kembali status globalnya.