Kamp militer Myanmar yang terbengkalai terletak di atas bukit berhutan, menghadap ke danau molek yang terkenal di daerah ini lantaran bentuknya unik seperti hati.
Namun tabung ranjau darat dan peluru bekas berserakan di tanah. Bunga liar berwarna kuning tumbuh di antara tumpukan lembaran seng bergelombang yang berhamburan di sekitar lokasi barak tentara dulu berada.
Parit galian yang dibangun dengan tergesa-gesa berjejer di satu bagian kamp.
Peringatan: Anda mungkin merasa tergganggu karena beberapa detail dalam artikel ini.
Di bawah langit mendung, sebuah bendera berkibar tertiup angin – dengan corak garis-garis horizontal berwarna merah, putih, dan biru dengan gambar burung enggang di tengahnya – bendera Tentara Nasional Chin (CNA), sebuah kelompok etnis bersenjata yang berperang melawan junta militer Myanmar di negara bagian Chin bagian barat.
Tujuh bulan lalu, CNA bersama dengan kelompok sipil bersenjata setempat mengusir tentara Myanmar keluar dari kamp di Rihkhawdar – kota perdagangan yang berbatasan dengan India – dan dari daerah lain di negara bagian Chin.
Ini adalah kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pemberontak Chin yang melawan kediktatoran militer Myanmar setelah menghancurkan demokrasi yang rapuh di negara itu dalam kudeta pada tahun 2021.
Ini adalah pertama kalinya militer kehilangan kendali atas daerah-daerah tersebut, dan BBC memiliki akses langka untuk melihat kemajuan pemberontak ini di bagian barat negara itu.
Kemenangan di Rihkhawdar tidaklah mudah. Kemenangan itu terjadi usai beberapa serangan dilancarkan selama lebih dari setahun. Dan bagi beberapa keluarga, kemenangan tersebut harus dibayar dengan harga yang sangat mahal.
Lalnunpuii yang berusia 17 tahun gemar menari. Tampilan unggahan media sosialnya penuh dengan video viral yang sedang tren.
\”Dulu dia suka menari-nari dengan gaya yang berani. Tapi dia tidak suka berdandan. Dia mengidolakan tentara dan mendengarkan lagu-lagu sepanjang hari yang bercerita tentang tentara yang mengabdikan hidup mereka untuk negara. Dia pemberani dan kuat, serta tidak takut pada apa pun,\” ujar Lalthantluangi, ibu Lalnunpuii.
Setelah kudeta, remaja itu meyakinkan orang tuanya untuk mengizinkannya bergabung dengan gerakan sipil bersenjata di desa mereka, Haimual.
Dalam tulisan esai tangan di sekolah berbahasa Inggris, dia menjelaskan alasannya.

By admin