Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak mengatakan satu-satunya cara untuk mengembalikan sandera yang ditahan Hamas yakni dengan mengakhiri agresi di Jalur Gaza Palestina.
Pernyataan Barak itu muncul menanggapi rencana militer Israel yang akan terus menekan Hamas usai negosiasi pembebasan sandera buntu.Korean Air Terjun Bebas 8 Km dalam 15 Menit, 13 Penumpang Cedera\”Satu-satunya cara untuk mengembalikan warga Israel yang ditahan di Gaza adalah mengakhiri perang,\” demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) mengutip pernyataan Barak, Senin (24/6).
Barak juga menyebut Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri yang \”gagal\” dan menyebabkan kehancuran strategis bagi Israel.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Selain itu, dia menyerukan pencopotan Netanyahu dari kursi kekuasaan dengan segala cara.Kampung Durian Runtuh Upin & Ipin di Malaysia, Fakta atau Fiksi?Israel bergejolak usai pasukan Netanyahu melancarkan agresi ke Palestina pada Oktober 2023. Belakangan ini, konflik di tubuh pemerintahan juga kian runcing.
Pekan lalu, menteri kabinet perang Benny Gantz mundur dari kabinet. Kemunduran ini menjadi pukulan telak bagi Netanyahu di tengah desakan pembebasan sandera.Pilihan RedaksiKenapa Netherland Disebut sebagai Belanda di RI?Negara-negara Arab Disebut Ogah Kirim Pasukan ke Gaza, Kenapa?Netanyahu Ngotot Perang Akan Lanjut Meski Gencatan SenjataLangkah Partai Gantz, Partai Persatuan Nasional, bergabung koalisi membuat Netanyahu meraih legitimasi domestik di mata publik Israel.
Para pengamat mencatat tanpa Gantz dan mitra-mitranya, pemerintah Israel akan kehilangan pengaruh dalam negeri karena haluan partai politik.
Beberapa hari setelah itu, Netanyahu membubarkan kabinet perang.
Tanda-tanda internal Israel kian bergejolak juga tampak saat Netanyahu menuduh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir membocorkan rahasia negara.